Site icon Jernih.co

Militer Australia Dikerahkan untuk Bantu Polisi Awasi ’’lockdown’

Banyak kalangan mempertanyakan apakah pengerahan militer diperlukan.

JERNIH-Ratusan tentara dikerahkan ke Sydney untuk berjaga-jaga selama diberlakukan pengetatan karantina wilayah lockdown.

Para tentara tersebut dikerahkan untuk membantu pihak kepolisian dalam menerapkan aturan yang dibuat penmerintah selama berlangsung lockdown diantaranya batas perjalanan hingga radius 10 kilometer.

Walikota setempat, Steve Christou, menyatakan kekecewaannya atas kebijakan pengerahan militer tersebut.

“Penduduk kami adalah salah satu kawasan termiskin. Sekarang saja mereka sudah merasa disudutkan dan dimarjinalisasi,” kata, Christou kepada SBS.

“Mereka tidak mampu membayar cicilan rumah, kontrakan, makanan, atau bekerja. Mengerahkan tentara untuk mengetatkan lockdown di jalan akan menjadi masalah besar bagi orang-orang ini,” kata Christou menambahkan

Petinggi kepolisian setempat, David Elliott, menyebut para tentara diturunkan ke zona merah untuk menolong tugas-tugas kepolisian karena, ada sekelompok kecil penduduk Sydney mengira “aturan tidak berlaku untuk mereka”.

Pemerintah Australia memutuskan memberlakukan lockdown hingga 28 Agustus mendatang. Masyarakat dilarang meninggalkan rumah, kecuali untuk kepentingan esensial, belanja, merawat lansia atau orang sakit, dan alasan lain.

Kebijakan lockdown yang diputuskan pemerintah tersebut mendapat protes dari warganya, sementara menurut para pejabat kesehatan menyebut virus corona umumnya menyebar melalui pergerakan masyarakat.

Kasus baru Covid-19 di Sydney terus terjadi. Hingga Jumat (30/7/2021) tercatat terdapat 170 kasus baru. Walau karantina wilayah telah diberlakukan selama lima pekan,

Sejak Juni lalu virus varian Delta terdeteksi menulari masyarakat dan menyebabkan hampir 3.000 kasus dan sembilan kematian.

Penolakan datang dari Aliansi Pengacara Australia, yang mempertanyakan penggunaan kekuatan angkatan bersenjata dalam pengatasi penolakan lockdown oleh masyarakat.  

Kelompok pembela hak-hak sipil itu juga menyebut pengerahan itu “memprihatinkan” di sebuah negara demokrasi liberal.

Apalagi kawasan penduduk miskin disebut sudah menjadi “target” penindakan polisi.

Pekan lalu, ribuan berkumpul di Sydney dan kota-kota di Australia untuk melakukan aksi menentang pembatasan ketat yang diberlakukan untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

Mereka menyerukan “kebebasan!” sambil berjalan beriringan menuju pusat kota Sydney.Dalam aksi tersebut, sebanyak 57 orang telah ditangkap polisi

Saat ini Australia baru melakukan vaksinasi sebanyak 14% dari populasi. Angka tersebut merupakan yang terendah di antara negara-negara maju. (tvl)

Exit mobile version