Wai Moe Naing, seorang pemuda Muslim berusia 25 tahun, muncul sebagai salah satu pemimpin oposisi anti-kudeta paling terkenal
JERNIH–Pasukan keamanan Myanmar pada Kamis (15/4), menangkap salah seorang pemimpin utama kampanye menentang kekuasaan militer. Militer Myanmar menabraknya dengan mobil saat Wai Moe Naing, pemuda pemberani yang melesat menjadi salah seorang pimpinan terkemuka oposisi militer itu memimpin unjuk rasa dengan bersepeda motor.
Para penentang kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemerintahan terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi, terus melakukan kampanye melawan militer pada minggu Tahun Baru tradisional Myanmar ini dengan pawai dan berbagai pertunjukan perlawanan lainnya.
“Saudara kami Wai Moe Naing ditangkap. Sepeda motornya ditabrak mobil polisi yang tidak bertanda,”kata Win Zaw Khiang, anggota kelompok penyelenggara protes, di media sosial.
Sebelumnya, Reuters berbicara dengan Wai Moe Naing melalui telepon saat dia berangkat untuk memimpin demonstrasi di pusat kota Monywa, sekitar 700 km di utara kota utama Yangon.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan sebuah mobil yang melaju berbelok ke arah sekelompok pesepeda motor. Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut.
Plat nomor mobil hitam yang ditampilkan dalam dua video yang berbelok ke dalam rapat umum itu tidak sesuai dengan model kendaraan yang tercantum untuk nomor plat di database kendaraan Myanmar. Seorang juru bicara junta tidak dapat dihubungi Reuters untuk dimintai komentar.
Monywa telah menjadi salah satu pusat utama kampanye pro-demokrasi dengan aksi unjuk rasa besar hari demi hari, dan terus dihajar tindakan keras bahkan keji oleh pasukan pembela kudeta. Beberapa rekan seperjuangan Moe mengatakan mereka mengkhawatirkan keselamatan Wai Moe Naing.
Kedutaan Swedia mengatakan sedang mengikuti kasusnya dan mendesak agar semua tahanan diberikan perawatan kesehatan yang layak dan hak asasi manusia mereka dihormati.
Pemimpin protes lainnya, Tayzar San, mengatakan di Facebook: “Kami harus melanjutkan perjuangan dengan menggandakan energi kami untuk Ko Wai Moe Naing, demi kebenaran, untuk masa kini dan masa depan negara.”
Di kota utama Yangon, pasukan pembela kudeta juga menahan Myo Aye, direktur Serikat Buruh Solidaritas Myanmar, sebegaimana dikabarkan aktivis Ei Thinzar Maung di Facebook. Myo Aye juga memainkan peran utama dalam mengatur protes terhadap kesewenangan militer di negeri miskin itu.
Kudeta telah menjerumuskan Myanmar ke dalam krisis setelah 10 tahun langkah tentatif menuju demokrasi, dengan, selain protes harian, pemogokan oleh pekerja di banyak sektor yang telah membuat ekonomi macet. [Reuters]