Coca-Cola mengatakan bisnisnya di Rusia dan Ukraina menyumbang sekitar 1 persen hingga 2 persen dari pendapatan operasional bersih perusahaan pada 2021.
JERNIH – Dua raksasa produsen minuman ringan dunia Coca-Cola dan Pepsi menangguhkan bisnis di Rusia. Keputusan itu muncul seiring pemberian sanksi dari perusahaan dan pemerintah Barat terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Serangan Rusia terhadap tetangganya ini telah menimbulkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kecaman internasional yang datang bergelombang ini gara-gara serangan militer Rusia telah memakan korban yang meningkat di Ukraina.
“Hati kami bersama orang-orang yang menanggung dampak buruk dari peristiwa tragis di Ukraina ini,” kata Coca-Cola dalam sebuah pernyataan, Selasa (8/3/2022) yang mengumumkan bahwa mereka terpaksa menangguhkan bisnisnya di Rusia.
Coca-Cola mengatakan bisnisnya di Rusia dan Ukraina menyumbang sekitar 1 persen hingga 2 persen dari pendapatan operasional bersih perusahaan pada 2021.
“Mengingat peristiwa mengerikan yang terjadi di Ukraina, kami mengumumkan penangguhan penjualan Pepsi-Cola, dan merek minuman global kami di Rusia, termasuk 7Up dan Mirinda,” kata Pepsi dalam sebuah pernyataan.
Coca-Cola adalah minuman resmi Olimpiade 1980 di Moskow, meskipun Amerika Serikat memboikot acara tersebut sebagai protes atas invasi Soviet ke Afghanistan.
Pepsi dan McDonald’s, yang juga telah menutup sementara 847 restorannya di Rusia, adalah pionir perusahaan yang bekerja sama dengan Uni Soviet dan negara Rusia pasca-Soviet beberapa dekade lalu. Pepsi akan menangguhkan semua iklan di Rusia dan menghentikan penjualan merek minumannya. Namun tetap menjual kebutuhan pokok seperti susu dan makanan bayi. [*]