- Sejak lokasi bantuan dibuka pada akhir Mei, setidaknya 1.135 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, tewas saat mencoba mendapatkan makanan.
- Operasi keamanan ini dijalankan perusahaan kontraktor swasta, UG Solutions, di bawah naungan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).
JERNIH – Sebuah investigasi mengejutkan oleh BBC mengungkap bahwa sekelompok geng motor asal Amerika Serikat yang dikenal anti-Islam, Infidels Motorcycle Club (Infidels MC), bertugas sebagai tim keamanan bersenjata di lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
Temuan ini sangat ironis, mengingat ratusan warga sipil yang kelaparan di wilayah tersebut telah menjadi korban tewas saat berusaha mendapatkan makanan. Operasi keamanan ini dijalankan oleh perusahaan kontraktor swasta, UG Solutions, di bawah naungan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).
Menurut laporan, perusahaan ini merekrut setidaknya sepuluh anggota Infidels MC, sebuah kelompok yang memiliki rekam jejak penuh dengan ujaran kebencian terhadap Islam. Ironisnya, tujuh anggota senior geng tersebut menduduki posisi kunci dalam operasi keamanan yang didukung srael dan Presiden AS Donald Trump.
Infidels MC didirikan pada 2006 oleh para veteran perang AS di Irak. Mereka memposisikan diri sebagai “tentara salib modern” dan terang-terangan menyebarkan sentimen anti-Muslim di media sosial. Mereka pernah mengunggah selebaran acara “panggang babi” sebagai bentuk perlawanan terhadap Ramadan dan menjual merchandise dengan slogan seperti “Embrace Violence” (Rangkul Kekerasan) dan “Gaza Summer 25: Surf All Day, Rockets All Night.”
Edward Ahmed Mitchell, Wakil Direktur Council on American-Islamic Relations (CAIR), menyamakan tindakan ini dengan menempatkan kelompok rasis Ku Klux Klan untuk menyalurkan bantuan di Afrika. “Menempatkan geng motor Infidels untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan di Gaza sama saja dengan menempatkan KKK untuk mengirimkan bantuan di Sudan. Itu tidak masuk akal sama sekali dan pasti akan memicu kekerasan—dan itulah yang kita saksikan di Gaza,” tegasnya.
Mantan Tentara Bermasalah Pimpin Operasi
Pusat dari operasi ini adalah Johnny ‘Taz’ Mulford, seorang mantan sersan Angkatan Darat AS yang pernah dihukum karena penyuapan, pencurian, dan membuat pernyataan palsu. Kini ia menjabat sebagai pemimpin tim UG Solutions di Gaza.
Tiga pemimpin Infidels MC lainnya juga memegang peran senior seperti Larry ‘J-Rod’ Jarrett, Wakil Presiden Infidels MC, yang mengawasi logistik. Ada juga Bill ‘Saint’ Siebe, Bendahara Nasional, memimpin keamanan di salah satu “situs distribusi aman” GHF. Richard ‘A-Tracker’ Lofton juga menjadi salah satu pendiri dan pemimpin tim di lokasi bantuan lain.
Menurut mantan kontraktor, setidaknya 40 dari 320 personel UG Solutions di Gaza direkrut dari Infidels MC, banyak di antaranya ditempatkan di posisi kepemimpinan dengan gaji fantastis hingga $1.580 per hari atau sekitar Rp2,5 juta per hari.
Simbolisme Kekerasan dan Tuduhan Kriminal
Investigasi BBC juga menyoroti tato dan simbol-simbol yang digunakan para anggota geng. Salah satu pemimpin tim, Josh Miller, terlihat dengan tato “Crusader” di jarinya dan angka “1095” di ibu jarinya, merujuk pada tahun dimulainya Perang Salib Pertama. Geng ini bahkan menjual merchandise dengan logo “1095” yang mereka klaim melambangkan dimulainya kampanye militer untuk “merebut kembali Yerusalem dari kendali Muslim.”
Meskipun UG Solutions mengklaim semua personelnya telah melewati pemeriksaan latar belakang yang ketat, BBC menemukan bahwa beberapa anggota senior memiliki catatan kriminal, termasuk penangkapan karena mabuk saat mengemudi dan kasus tabrak lari.
Sejak lokasi bantuan dibuka pada akhir Mei, setidaknya 1.135 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, tewas saat mencoba mendapatkan makanan. Meski UG Solutions membantah bahwa kontraktornya menembak warga sipil, mereka mengakui telah menggunakan tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan.
