- Bulletin of Seismological Society of America 2018 menulis hewan mampu mendeteksi gempa hanya anekdot.
- Institut Perilaku Hewan Max Planck membuktikan hewan bisa mendeteksi gempa beberapa jam sebelum bumi berguncang.
JERNIH — Sebuah video tentang hewan bertingkah aneh sebelum gempa dasyat melanda Turkiye dan Suriah muncul dan mendapat perhatian banyak orang. Dalam rekaman terlihat anjing menggonggong tanpa henti dan burung terbang secara tidak teratur menjelang tragedi yang menewaskan 33 ribu orang.
Laporan seperti itu bukan yang pertama. Setelah bencana gempa terjadi selalu ada laporan perilaku abnormal binatang. Anehnya, orang selalu lupa akan tanda-tanda alam itu.
Pertanyaannya, apakah ada sains di balik indra keenam hewan? Jika ada, apa yang dikatakan peneliti?
Sekitar 500 ribu gempa terdeteksi di dunia hampir setiap tahun. Dari jumlah itu 100 gempa menyebabkan kerusakan. Seismolog tidak memiliki cara mengetahui kapan dan di mana gempa berikutnya terjadi, sehingga potensi hewan untuk menjadi sistem peringatan dini menjadi sangat menarik.
Gagasan bahwa hewan mampu memprediksi getaran bumi bukan hal baru. Tahun 373 SM, Aelian — seorang penulis Romawi — menulis tentang bagaimana ular, tikus, dan serangga melarikan diri dari Helike sebelum kota itu dihancurkan gempa.
Tahun 1975, ular berhibernasi di Haicheng di Cina sebelum gempa 7,3 skala Richter (SR) mengguncang sekujur kota. Tahun 2016 ribuan burung terbang sebelum gempa melanda Oklahoma.
Ini Kata Sains
Sains menunjukan hewan mungkin dapat merasakan getaran awal beberapa detik, atau mungkin menit, lebih awal. Saat terjadi gempa, gelombang seismik keluar dari pusat gempa.
Gelombang primer, yang kali pertama dirasakan, lebih kecil dan sebgian besar tidak terdeteksi oleh manusia. Gelombang sekunder mengguncang tanah dan merobohkan bangunan.
Hewan, yang memiliki indra pendengaran dan penciuman lebih tajam dari manusia, mungkin merasakan tanda-tanda itu beberapa detik, atau menut, sebelum manusia.
Gajah dan burung, misalnya, mungkin merasakan gelombang suara berfrekuensi rendah dan getaran gempa yang lemah. Hewan pengerat dapat mendengar suara berfrekuensi tinggi yang berasal dari pacahan batu.
Namun, bisakah hewan merasakan gempa lebih dini, dan berfungsi sebagai peringatan dini?
Penelitian menunjukan itu tidak mungkin. Ulasan Bulletin of Seismological Society of America 2018 memeriksa 180 penelitian dan menemukan korelasi perilaku hewan dan getaran gempa sebagian besar bersifat anekdot.
Tahun 2020, peneliti dari Institut Perilaku Hewan Max Planck mencatat pergerakan hewan ternak Italia utara selama beberapa bulan. Mereka menemukan hewan-hewan itu sangat gelisah beberapa jam sebelum gempa.
“Profil pergerakan spesies hewan yang berbeda di daerah yang berbeda dapat memberi petunjuk sehubungan tempat dan waktu gempa yang akan datang,” tulis para peneliti.