- Remaja itu ditangkap polisi, mengaku bersalah berdasarkan UU Terorisme
- Manifesto terakhirnya mengatakan dia akan menyerang ketika ‘masjid sudah mencapai puncaknya’
JERNIH – Imam sebuah masjid di Skotlandia mengungkapkan, seorang remaja neo-Nazi berpura-pura masuk Islam sebagai cara untuk melakukan pembantaian di dalam tempat ibadah umat Muslim itu.
Sky News melaporkan Senin (11/8/2025), anak laki-laki itu, yang berusia 16 tahun saat kejadian, ditangkap detektif pada bulan Januari saat pergi untuk membakar Pusat Muslim Inverclyde di Greenock. Dia kemudian mengaku bersalah berdasarkan Undang-Undang Terorisme di Pengadilan Tinggi Glasgow dan akan dijatuhi hukuman di kemudian hari.
Remaja tersebut, yang tidak dapat disebutkan namanya karena alasan hukum, terinspirasi oleh pembunuh massal Norwegia, Anders Breivik, dan berharap masjid yang berkapasitas 275 jamaah itu akan penuh selama serangannya. Ia berencana menyiarkan langsung pembantaian tersebut setelah menjadi radikal secara daring pada usia 13 tahun.
Ia memberi tahu Imam Muhammad Bilal bahwa ia berniat menjadi seorang Muslim. “Saya memberinya Al-Qur’an untuk menambah ilmu,” kata Bilal. “Dia bilang dia ingin hidup seimbang. Saya tanya, ‘Maksudmu apa?’ Dia bilang, ‘Saya ingin lebih dekat dengan Sang Pencipta kalau saya jadi Muslim.'”
Hamid Akhtar, juga dari masjid tersebut, mengatakan serangan yang direncanakan itu telah menjadi peringatan bagi komunitas Muslim di daerah tersebut. “Yang menakutkan adalah ada seseorang yang begitu baik sekaligus licik. Membodohi kami karena dia ingin mengubah agama, padahal kami membantunya dengan segala cara dan memercayainya,” ujarnya kepada Sky News.
“Ini memberi kita pelajaran di masa depan tentang siapa yang masuk dan apa niat mereka. Sekarang kita punya lebih banyak kamera keamanan.”
Anak laki-laki yang didiagnosis autisme itu percaya bahwa orang Eropa sedang berperang melawan ras lain. Ia menulis “manifesto” di ponselnya dan berjanji untuk “mati demi tanah airku”.
Manifesto terakhirnya menyatakan bahwa ia akan menyerang ketika “masjid mencapai puncaknya.” Namun, pintu masjid terkunci, dan polisi sudah menunggu untuk menangkapnya setelah mendapat informasi. Ransel yang dibawanya berisi pistol angin Jerman, bantalan bola, kartrid gas, dan empat kaleng semprotan aerosol. Penggerebekan di rumahnya menemukan salinan buku Adolf Hitler “Mein Kampf,” pisau dan bahan-bahan pembuat bom.
“Kami senang polisi dapat mencegah apa pun terjadi. Masyarakat masih kuat dan tidak menghalangi orang-orang untuk berkumpul di sini,” kata Adeel Naeen, seorang Muslim setempat, mengatakan kepada Sky News.
