Jakarta — Piter Abdullah, pengamat ekonomi dan direktur riset Core Indonesia, mengatakan pemerintah masih terkesan ragu-ragu menerapkan new normal. Padahal, ekonomi nasional berada dalam fase krisis.
“Jika pemerintah belum siap menerapkan new normal, pemulian ekonomi butuh waktu lama,” kata Piter dalam pembicaraan telepon dengan jernih.co.
New normal, masih menurut Piter, memberi harapan pemulihan ekonomi. Sedangkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan membuat perekonomian tidak mampu bertahan karena dunia usaha tidak boleh beroperasi.
“PSBB akan membuat kita menghadapi depresi,” kata Piter. “Perpanjangan PSBB hanya akan menambah gelombang pemutusan hubungan kerja, peningkatan jumlah orang miskin, dan ancaman krisis sosial.”
Senada dengan Piter, Tahuid Ahmad mengatakan new normal akan berdampak pada proses pemulihan ekonomi nasional. “Namun pemerintah wajib menyiapkan instrumen new normal, dan menyosialisasikannya kepada masyarakat,” kata direktur eksekutif Indef itu.
Di masa new normal, masih menurut Tauhid, pemerintah masih harus mengutamakan kesehatan masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona. Salah satunya dengan memperbesar alokasi dana sektor kesehatan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Saya kira pemerintah perlu secepatnya memperbanyak tes swab/PCR lebih masif dan gratis, tracking lebih konprehensif, hinggan membangun fasilitas kesehatan lebih banyak,” kata Tauhid. (mufid sapeken)