- Ketiganya akan menerima hadiah 900 ribu dolar AS, atau Rp 13,6 miliar.
- Temuan ketiganya membuka jalan bagi kemajuan teknologi informasi di masa depan.
JERNIH — Tiga fisikawan Prancis, AS, dan Austrlia; Alain Aspect, John F Clauser, dan Anton Zeilinger, memenangkan Nobel Fisika 2022 berkat temuan mereka tentang perilaku partikel subatomik yang membuka jalan bagi komputer kuantum, jaringan kuantum, dan komunikasi terenskripsi yang aman.
Akademi Sains Kerajaan Swedia mengatakan ketiganya menemukan cara partikel tak terlihat, seperti foton atau potongan kecil materi dapat dihubungkan — atau terjerat dengan partikel lain — ketika dipisahkan oleh jarak sangat jatuh.
“Sedikit terjerat seperti sedikit hamil. Efeknya tumbuh pada Anda,” kata Clauser dalam wawancara telepon dengan The Associated Press (AP).
Semuanya kembali ke fitur alam semesta yang membingungkan Albert Einstein, dan menghubungkan materi dan cahaya dengan cara yang kusut dan kacau.
Clauser (79) mendapatkan Nobel Fisika untuk eksperimen tahun 1972 yang membantu menyelesaikan perdebatan tentang mekanika kuantum antara Einstein dan Niels Bohr.
“Saya bertaruh pada Einstein,” kata Clauser. “Sayangnya saya salah. Einstein salah. Bohr yang benar.”
Lewat karya di bidang mekanika kuantum, Clauser menunjukan betapa kita tidak dapat membatasi informasi ke volume tertutup, seperti kotak kecil yang terdapat di meja.
“Kebanyakan orang akan berasumsi bahwa alam terbuat dari barang-barang yang tersebar di seluruh ruang dan waktu,” kata Clauser. “Tampaknya tidak demikian.”
“Keterikatan kuantum berkaitan dengan mengambil dua foton dan mengukur salah salah satunya di sini, lalu akan tahu sesuatu yang yang lain,” kata David Haviland, ketua Komite Nobel Fisika.
“Jika kita dapat memiliki sifat keterjeratan antara dua foton ini, kita dapat membangun informasi umum antara dua pengamat berbeda dari obyek kuantum,” lanjutnya.
Semua itu akan memungkinkan manusia melakukan komunikasi rahasia, dengan cara yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.
Eva Olsson, anggota Komite Nobel Fisika, mengatakan itulah sebab mengapa informasi kuantum bukan eksperimen pemikiran esoteris. “Tapi, bidang yang hidup dan berkembang.”
Menurut Olsson, temuan ketiganya membuka pintu ke dunia lain, serta mengguncang dasar-dasar kita menafsirkan pengukuran. Lainnya, akan ada transfer informasi yang aman, komputasi kuantum, dan teknologi penginderaan.
Masih Terkejut
Zeilinger, yang berbicara kepada wartawan setelah pengumuman Akademi Sains Kerajaan Swedia, mengatakan; “Saya masih terkejut dengan kabar saya menerima Nobel Fisika.”
“Tapi ini kejutan sangat positif,” kata Zeilinger (77) yang tinggal di Universitas Wina.
Clauser, Aspect, dan Zelinger, setiap tahun dalam satu dekade terakhir disebut sebagai pemenang Nobel Fisika. Tahun 2010 ia memenangkan Wolf Prize — penghargaan yang disebut-sebut sebagai pendahulu Nobel Prize.
Seperti kebanyakan fisikawan, ketiganya sering mengatasi masalah yang jauh dari kehidupan sehari-hari, seperti partikel kecil, mesteri ruang waktu, dan waktu yang luas. Penelitian mereka memberi dasar bagi aplikasi sains praktis.
Clauser, menurut Komite Nobel, mengembangkan teori kuntum yang kali pertama diperkenalkan tahun 1960 menjadi eksperiman praktis. Aspect (75) mampu menutup celah dalam teori itu. Zeilinger mendemonstrasikan fenomena yang disebut teleportasi kuantum, yang secara efektif memungkinkan informasi ditransmisikan dari jarak jauh.
Ketika memulai penelitiannya, Zeilinger mengatakan; “Eksperiman ini benar-benar filosofis tanpa kemungkinan penggunaan atau penerapan.”
Namun, sejak saat itu karya pemenang Nobel Fisika telah digunakan untuk mengembangan bidang komputer kuantum, jaringan kuantum, dan komunikasi terenskripsi kuantum yang aman.
Pertanyaannya, berapa hadiah yang diperoleh ketiganya sebagai peraih Nobel Fisika?
Jangan berpikir ketiganya akan jadi jutawan baru. Sebab, hadiah yang akan mereka peroleh hanya 900 ribu dolar AS, atau Rp 13.665.420.000. Jadi, masing-masing akan mendapat Rp 4,5 miliar lebih.
Uang itu berasal dari warisan Alfred Nobel, jutawan penemu dinamit yang menyesali temuannya digunakan untuk membunuh manusia. Hadih akan diberikan pada 10 Deember.