- Rumor pertama; Jenderal Soe Win tewas dalam serangan drone kamikaze dibantah junta militer Myanmar.
- Ketika sampai Kamis 11 April Jenderal Soe Win tak muncul, rumor berikut menyebar, orang kedua itu dibunuh.
JERNIH — Jenderal Soe Win, orang kedua junta militer Myanmar, dikabarkan menghilang setelah pasukan anti-juta melakukan serangan drone kamikaze ke sejumlah sasaran militer di Naypyitaw.
Situs Irrawaddy, mengutip analis militer Pasukan Pertahanan Rakyat — sayap militer Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) — memperkirakan Jenderal Soe Win tewas dalam serangan itu. Namun, tidak ada konfirmasi dari media pemerintah junta miltier Myanmar.
Dua hari sebelum serangan drone pasukan anti-junta, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya, Jenderal Soe Win berada di Akademi Militer Ba Htoo di negara bagian Shan untuk bertemu para perwira dan prajurit biasa.
Menurut media pemerintah Myanmar, Soe Win — yang menjabat sebagai wkil ketua Dewan Administrasi Negara dan wakil Panglima Tertinggi Angkatan Darat — bertemu peserta pelatihan komandan peleton infanteri dan perwira kadet di Aula Aung San di Sekolah Pelatihan Tempur Tatmadaw pada Selasa (pagi) 2 April dan berpidato.
Pada 4 April, pasukan anti-junta melancarkan serangan drone kamikaze ke Naypyitaw. Satu drone menargetkan kediaman Min Aung Hlaing — pimpinan junta militer Myanmar — markas rezim militer, dan pangkalan udar di ibu kota administratif.
NUG mengatakan Pasukan Perlawanan Rakyat melakukan serangan tersinkronisasi dan terkoordinasi terhadap sasaran di ibu kota — benteng angkatan bersenjata junta. Operasi itu, menurut NUG, melibatkan 28 drone yang menyerang tiga sasaran.
Persiapan operasi ini memakan waktu lima bulan. Hasilnya, pangkalan udara militer Aye Lar — terletak di sebelah Bandara Internasional Naypyitaw — rusak hebat. Jenderal Soe Win dikabarkan bergegas kembali ke Naypyitaw dari Ba Htoo.
Jika laporan NUG bisa dipercaya, Jenderal Soe Win dipastikan mengalami serangan drone secara langsung beberapa hari kemudian. Pada 8 April, Tentara Perlawanan Rakyat kali kedua melancarkan serangan drone ke markas Komando Tenggara Myanmar di Mawlamyine, negara bagian Mon, saat Jenderal Soe Win berkunjung.
Kunjungan tersebut tidak diumumkan media pemerintah; surat kabar dan televisi. NUG juga tidak mengklaim Tentara Pembebasan Rakyat tahu kunjungan itu.
Irrawaddy menulis Tentara Perlawanan Rakyat menggunakan dua drone kamikaze untuk menyerang markas Komando Tenggara Myanmar. Serangan terjadi sekitar pukul 17:10 pada 8 April, ketika Soe Win dan perwira senior mengadakan rapat operasional.
Tidak ada kabar seberapa hebat kerusakan yang ditimbulkan serangan dua drome kamikaze itu. Yang muncul adalah rumor Jenderal Soe Win dan beberapa perwira senior tewas dalam serangan.
Penentang rezim dengan menyambut gembira rumor itu dan membagikannya. Padahal, belum ada konfirmasi dari kelompok oposisi di pemerintahan junta militer Myanmar. Dugaan terburuknya adalah oposisi menyebarkan berita palsu, atas permintaan rezim, seperti yang mereka lakukan di masa lalu.
Dua hari kemudian, juru bicara SAC Brigadir Jenderal Zaw Min Tun mengatakan kepada BBC Burmese Services bahw Jenderal Soe Win terus menjalankan tugas keamanan dan pertahanan, tapi tidak disebutkan di mana wakil panglima militer itu berada.
Ketika Jenderal Soe Win tidak muncul dalam berita sampai Kamis 11 April, Brigjen Zaw Min Tun bungkam. Akibatnya, rumor lain muncul, yaitu Jenderal Soe Win berselisih dengan orang nomor satu junta militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, dan dibunuh orang di lingkaran dalamnya sendiri.