- Klaim yang dibuat Pangeran Harry dalam otobiografinya berdampak negatif.
- Selain membahayakan dirinya, klaim itu dibuat hanya agar bukunya laku.
JERNIH — Klaim Pangeran Harry membunuh 25 orang dalam Perang di Afghanistan memicu reaksi keras petinggi Taliban. Seorang komandan Taliban mengatakan Pangeran Harry membual, dan menyebutnya pecundang bermulut besar.
“Jika dia pia sejati, datang lagi ke Afghanistan dan katakan kepada kami berapa orang yang dia bunuh dalam perang itu,” kata Molavi Agha Gol, salah satu komandan Taliban. “Dia itu menemukan pembunuhnya dan takut memasuki zona pertempuran.
Komandan Molavi, dalam pernyataan yang dikutip Daily Mail, mengatakan pada akhirnya yang memenangkan perang adalah kelompol fundamentalis Islam, yaitu Taliban.
“Kami lebih siap menghadapi perang panjang. Keluarga Kerajaan Inggris hanya berusaha mendapatkan perhatian setelah melarikan diri ke istana neneknya,” kata Molavi.
Yang membuat marah Taliban adalah deskripsi Pangeran Harry tentang orang-orang Afghanistan yang terbunuh tidak ubahnya bidak catur yang terhapus dari papan. Kalimat lain yang membuat marah adalah ‘orang jahat dihilangkan.
“Bidak catur itu saat ini berkuasa di Afghanistan,” kata seorang pejabat di Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan. “Bidak catur itu berjuang mempertahankan tempatnya di dalam keluarga sendiri.”
Anas Haqqani, seorang pejabat Taliban lainnya, mengingatkan Pangeran Harry bahwa yang dibunuhnya bukan bidak catur. “Mereka memiliki keluarga yang sedang menunggu kepulangan mereka,” kata Haqqani.
Haqqani juga secara sinis memuji Pangeran Harry yang secara tidak langsung mengakui kejahatan perang yang dilakukan di Afghanistan.
Klaim Pangeran Harry juga menimbulkan reaksi di kalangan mantan tentara Inggris yang berperang di Afghanistan. Richard Kemp, kolonel AD Inggris, dalam memoarnya menulis memasukan keterlibatan militer adalah pengkhianatan terhadap orang-orang yang dia lawan.
Ben McBean, mantan marinir Kerajaan Inggris, menyarankan Pangeran Harry untuk diam. Sebab, klaim itu tidak hanya merusak reputasi seorang pangeran tapi juga keamanan pribadi, dan negara Inggris di seluruh dunia.
Pangeran Harry menerbangkan helikoper Apache selama tugas tempur di Afghanistan antara 2012-2013. Ia diduga menewaskan 25 pejuang Taliban selama enam pertempuran.