JAKARTA – Pangkalan militer Irak di Taji, yang banyak menampung tentara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat kembali menjadi target serangan rudal. Hal ini dikatakan pejabat Irak dilansir Reuters, Senin (16/3/2020).
Akibat serangan itu setidaknya menewaskan sebanyak tiga tentara AS dan melukai beberapa pasukan Irak.
Menurut Komando Operasi Gabungan Irak, ada 33 roket katyusha yang menyerang pangkalan udara tersebut. Di mana tujuh roket diluncurkan dari wilayah Abu Izam, Irak.
Juru Bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, yang ditanya soal serangan tersebut menolak berkomentar, apakah akan ada serangan balasan atau tidak.
Namun Menteri Pertahanan AS, Mark Esper sempat menegaskan bakal meminta pertanggungjawaban. “Anda tidak dapat menyerang dan melukai Anggota Layanan Amerika dan lolos begitu saja, kami akan meminta pertanggungjawaban mereka,” katanya.
Sebelumnya, pada beberapa waktu lalu, pangkalan militer Taji juga diserang rudal. setidaknya dua warga AS dan satu warga Inggris tewas.
AS menuding milisi pro Iran di Irak, Hashed al Shaabi sebagai dalang. Dalam dua hari berikutnya AS tercatat tiga kali menyerang markas kelompok tersebut dengan jet tempur melalui udara.
Dikabarkan Observasi HAM untuk Suriah, ada belasan pasukan milisi yang tewas. Markas Hashed al Shaabi berdekatan dengan Suriah.
Pemerintah Iran sendiri memperingatkan AS. Iran me-warning Presiden AS Donald Trump agar tidak melakukan “tindakan berbahaya” apalagi menuduh tanpa bukti.
Negeri itu juga meminta AS memikirkan kembali keberadaannya di Timur Tengah. Termasuk perilaku pasukan AS di sana.
“Alih-alih tindakan berbahaya dan tuduhan tidak berdasar, Trump harus mempertimbangkan kembali keberadaan dan perilaku pasukannya di daerah itu,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, Sayid Abbas Mousavi. [Fan]