Seluruh klaster tersebut terdeteksi dalam rentang waktu kurang dari satu bulan setelah lebaran.
JERNIH-Pemerintah Malaysia mendeteksi 60 klaster Covid-19 baru selama sebulan belakangan berkaitan dengan hari besar di negara tersebut.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Hisham Abdullah, mengatakan dari 60 klaster yang kini dipantau terdapat 58 akibat Lebaran dan 2 klaster lainnya karena Hari Gawai.
“Peningkatan kasus dan kematian dari klaster-klaster perayaan ini serius dan mengkhawatirkan karena terjadi dalam kurun waktu singkat,” kata Hisham, sebagaimana dilansir kantor berita Bernama, pada Kamis (10/6/2021).
Seluruh klaster tersebut terdeteksi dalam rentang waktu kurang dari satu bulan, yakni 13 Mei hingga 10 Juni.
Hisham menyesalkan terjadinya klaster berkaitan dengan hari besar karena masyarakat mengabaikan himbauan untuk tinggal dirumah.
“Jika warga masih tak bisa belajar dari bahaya kunjungan rumah dan perjalanan untuk perayaan-perayaan seperti ini, bukan tak mungkin lonjakan kasus akan kembali terjadi di negara ini.” Kata Hisham lebih lanjut.
Berdasarkan data pemerintah, sebanyak 3.511 orang dinyatakan positif Covid-19 akibat terjadinya 60 klaster tersebutsedangak korban Covid-19 yang meninggal sebanyak 20 orang dan sebelas lainnya saat ini masih dirawat di ICU.
Diingatkan Hisham untuk melindungi kelompok usia rentan, terutama orang tua yang berada di kampung halaman dan itu menjadi tanggungjawab semua pihak bertanggung jawab.
“Semua warga Malaysia diimbau untuk tetap di rumah jika tak ada kepentingan keluar. Daftarkan diri kalian dan keluarga untuk menerima vaksin Covid-19 demi herd immunity dan menciptakan lingkungan lebih aman bagi semuanya,” katanya.
Saat ini penggunaan tempat tidur yrumah sakit sudah sangat mengkhawatirkan. Bahkan tidak semua pasien kritis mendapat tempat di ICU.
“Situasi ini tak bisa dianggap enteng, apalagi jika ada pihak yang menyebarkan informasi tak akurat mengenai situasi tersebut,” ucap Hisham, seperti dikutip The Malaysian Reserve.
Jumlah total Covid-19 di Malaysia mencapai 634 ribu dengan angka kematian sebanyak 3.611 orang. (tvl)