- Paus Fransiskus berharap mengunjungi Kanada pada 26 Juli.
- Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi menyimpulkan Kanada melakukan genosida budaya.
JERNIH — Paus Fransiskus, Jumat 1 April, meminta maaf kepada penduduk asli Kanada atas pelecehan 200 tahun yang dilakukan sekolah-sekolah asrama Gereja Katolik Kanada.
“Saya memohon ampunan Tuhan atas perilaku tercela anggota Gereja Katolik,” katanya setelah pertemuan pekan ini dengan penyintas dari komunitas Metis dan Inuit.
BACA JUGA:
- First Nation Temukan Kuburan 160 Anak Korban Asimilasi Paksa di Alcatraz Kanada
- Pribumi Kanada Temukan 93 Kuburan Korban Genosida Budaya di Bekas Sekolah Misi St Joseph
Menurut Paus, setelah mendengar kisah-kisah penderitaan, perampasan, perlakuan diskriminatif, dan berbagai bentuk pelecehan, ia bergabung dengan para uskup Kanada dan meminta pengampunan dari Anda.
Paus juga menyatakan berharap bisa melakukan perjalanan ke Kanada pada peringatan Hari Raya St Anne, 26 Juli. “Tahun ini saya berharap bisa bersama Anda pada hari itu,” katanya seperti dikutip cbc.ca
Dalam pertemuan itu, Paus Fransiskus mendengar langsung pelecehan dua abad yang dilakukan sekolah-sekolah asrama Gereja Katolik. Para delegasi mendesaknya minta maaf atas skandal yang mengguncang Gereja Katolik.
Sekitar 150 ribu anak-anak First Nation, sebutan untuk penduduk asli Kanada, didaftarkan untuk memasuki 139 sekolah di seluruh Kanada pada akhir 1800-an hingga 1990-an, sebagai bagian kebijakan asimilasi paksa pemerintah.
Anak-anak itu menghabiskan berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, tercerabut dari keluarga dan komunitas; kehilangan budaya, bahasa, dan mengalami pelecehan fisik, seksual, yang dilakukan guru dan kepala sekolah.
Paus Fransiskus mengecam kolonisasi ideologis yang menyebabkan begitu banyak korban. “Identitas dan budaya Anda telah terluka. Banyak keluarga terpisah,” katanya.
Ribuan orang diyakini meninggal karena penyakit, kekurangan gizi, dan penelantaran. Lebih 13 ribu kuburan tanpa tanda ditemukan sejak Mei 2021 di bekas sekolah-sekolah asrama.
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi tahun 2015 menyimpulkan kebijakan pemerintah yang gagal sama dengan genosida budaya. First Nation adalah korban genosida budaya.