Site icon Jernih.co

Paus Fransiskus Temui Korban Pelecehan Seksual Klerikal di Gereja Portugal

A nun reaches out to kiss the hand of Pope Francis as he leaves the Jeronimos Monastery after Vespers in Lisbon, Wednesday, Aug. 2, 2023. Pope Francis has started his five-day pastoral visit to Portugal Wednesday that includes his participation at the 37th World Youth Day, and a pilgrimage to the holy shrine of Fatima. (AP Photo/Armando Franca)

JERNIH — Paus Fransiskus, Rabu 2 Agustus, bertemu sejumlah korban pelecehan seksual klerikal saat memulai kunjungan lima hari ke Portugal untuk menghadiri Festival Pemuda Katolik.

“Skandal pelecehan seks telah menodai Gereja dan memicu kekecewaan dan kemarahan,” kata Paus Fransiskus dalam pidato di depan pastor Biara Jeronimos di Lisbon.

Skandal-skandal itu, masih menurut Paus Fransiskus, memanggil kita untuk pemurnian yang rendah hati dan berkelanjutan, yang dimulai dengan mendengar tangian kesedihan para korban.

Paus Fransiskus disambut dengan penghormatan militer. Satu juta peziarah dari seluruh dunia diharapkan ambil bagian dalam Festival Pemuda Katolik.

Acara itu, berupa gelar keragaman budaya, diadakan setiap tiga tahun di kota berbeda. Kini, perayaan diadakan saat Gereja merenungkan maas depan serta bergulat dengan skandal pedofilia yang dilakukan banyak pastor.

Laporan yang dirilis komisi independen Februari 2023 lalu menyimpulkan setidaknya 4.815 anak dianiaya oleh anggota klerus, kebanyakan pendeta, sejak 1950.

Hasil penyelidikan menyimpulkan Gereja Portugal — seperti juga di negara Eropa dan Amerika — secara sistematis berusaha menyembunyikan skandal itu.

Vatikan membenarkan pertemuan Paus Fransiskus dengan korban pelecehan seksual. Pertemuan diadakan di misi diplomatik Tahta Suci, tempat Paus Fransiskus tinggal selama di Portugal dan korban pelecehan yang hadir 13 orang.

“Pertemuan diadalan dalam suasana mendengarkan yang intens dan berlangsung lebih satu jam,” kata Vatikan.

Konferensi Waligereja Portugis mengatakan pertemuan itu menunjukan bahwa Gereja Portugal mendahulukan para korban, bekerja sama dalam perbaikan dan pemulihan, sehingga korban dapat melihat masa depan dengan harapan.

Exit mobile version