JERNIH – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan perayaan Imlek di Indonesia bisa dilakukan dengan cara baru. Seperti pemberian angpau yang biasa dilakukan saat Imlek disarankan berubah ke layanan digital.
“Kita bisa juga melakukan itu, mengirimkannya (isi) amplop merah itu dengan digital, sekarang sudah sangat mudah,” ujar Menkes di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (4/2/2012). Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.
Menkes Budi mengungkapkan hal itu saat konferensi pers bersama dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tentang pencegahan penyebaran Covid-19 pada Hari Raya Imlek 2021.
Libur nasional Hari Raya Imlek jatuh pada 12 Februari 2021. Karena jatuh pada Hari Jumat, libur perayaan Imlek bakal diikuti libur akhir pekan dua hari dari 13 sampai 14 Februari 2021.
“Bagus juga kalau kita melakukannya (memberi angpau) dengan transfer, malah bisa lebih banyak. Kalau masih merasa ingin amplop merahnya dikirim ke anak, cucu, saudara, teman-teman, bisa juga dikirim lewat ojek daring, sekaligus cara baru ini bisa menyejahterakan teman-teman kita,” kata Budi.
Menteri Kesehatan juga mengemukakan usul mengenai pengiriman amplop angpau berisi kertas pesan. “Isinya ‘nanti sebentar lagi akan ditransfer sebesar ini’, itu menarik juga,” katanya.
Menkes memaparkan, moment Imlek adalah penting bagi Indonesia, khususnya umat Konghucu dan Tionghoa. Imlek bermakna Tahun Baru. Imlek ini bermakna harapan baru dan juga keberuntungan baru.
“Karena itu, tanpa mengurangi makna-makna tersebut saya mengimbau agar teman-teman dari umat Konghucu dan Tionghoa bisa melaksanakan Tahun Baru Imlek ini dengan cara yang baru,” ujar Budi.
Ia juga menyarankan, pertunjukan yang biasanya memeriahkan perayaan Imlek seperti barongsai, bisa disiarkan di media seperti YouTube agar bisa ditonton oleh banyak orang tanpa menimbulkan kerumunan yang bisa meningkatkan risiko penularan Virus Corona.
“Imlek itu adalah event di mana kita bisa nonton barongsai, kita bisa nonton barongsai tapi ditampilkan di YouTube. Malah Kita juga bisa mengadakan lomba barongsai, mana yang paling bagus sekalian di YouTube,” kata Budi.
“Saya rasa tetap kita bisa mempertahankan budaya Indonesia khususnya masyarakat Konghucu dan Tionghoa, namun juga tetap kita lakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang ada,” tambahnya.[*]