Jernih.co

Pembudi Daya Tumbuhan Diminta Terapkan Konsep Market Driven Product

“Market driven product adalah sebuah konsep yang menegaskan bahwa pertanian itu harus melihat bahwa market, efisiensi dan efektivitas adalah segalanya dalam memenangkan pertarungan di pasar pangan global” kata Kurnia Fajar.

JERNIH— Di era teknologi, para petani  dan pembudi daya tanaman tidak hanya harus disokong kemajuan teknologi. Lebih dari itu, para pembudi daya tanaman pun harus cerdas dalam menentukan komoditas apa yang akan mereka budidayakan agar hasilnya optimal dan menguntungkan.

Hal tersebut adalah sebagian dari pernyataan yang dikemukakan Direktur Utama  PT Agro Jabar, Kurnia Fajar, pada acara “Festival Vokasi Pertanian BPPMVP”, yang digelar Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Vokasi Pertanian (BPPMVP)-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, di Hotel Holiday Inn, Bandung, Senin (20/12) malam.

Kurnia Fajar, yang akrab dipanggil Kurfa itu mengatakan, sebaiknya para pembudidaya tanaman memahami konsep market driven product dalam pemilihan tanaman yang hendak dibudidayakan. “Market driven product adalah sebuah konsep yang menegaskan bahwa pertanian itu harus melihat soal market, efisiensi dan efektivitas adalah segalanya dalam memenangkan pertarungan di pasar pangan global,” kata Kurfa. Bahkan meskipun seorang pembudi daya tanaman berpikir bahwa dirinya tidak memfokuskan diri pada pasar global, dunia yang telah menjadi seolah tanpa batas (borderless) akan tetap memberinya dampak.

Dirut PT Agro Jabar, Kurnia Fajar

“Sudah hampir tidak bisa lagi seorang petani, bahkan di sebuah pelosok, sama sekali tidak terimbas oleh apa yang tengah bergulir di pasar dunia,” kata dia.

Karena itulah, kata Kurfa yang diminta memberikan sesi pencerahan dalam acara yang dihadiri berbagai instansi dari seluruh Indonesia tersebut, selaku offtaker atau pembeli komoditas yang dihasilkan para pembudi daya, Agro Jabar pun senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian.

Hal tersebut, antara lain, diterapkan Agro Jabar dalam penentuan komoditas yang diproduksi peserta Petani Milenial. “Kami senantiasa mencari produk-produk yang mampu bersaing di pasaran, sehingga kami membuat bisnis model dengan komprehensif untuk program Petani Milenial itu,” kata Kurfa. Ia meyakini, pemilihan komoditas yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar itu akan menjadi faktor utama suksesnya program Petani Milenial. Selama ini, kata Kurfa, PT Agro Jabar senantiasa melakukan pendampingan secara intensif kepada para peserta Petani Milenial.

Sementara dalam paparannya Kurfa antara lain menerangkan berbagai komoditas tanaman yang tengah menguat di pasaran. Komoditas-komoditas tersebut, antara lain, paprika merah, tomat cerry, tomat beef, melon, kentang benih granola, jahe emprit, serai wangi, dan sebagainya. Beberapa komoditas di antaranya dibudidayakan dengan system hidroponik.  Agro Jabar sendiri memiliki kebun-kebun berteknologi hidroponik tersebut, antara lain di Kebun Wanaraja, Kabupaten Garut. Di atas lahan milik BUMD Jabar tersebut, melon dan paprika ditanam dengan menggunakan pendekatan pertanian 4.0, dengan penyiraman dan pemberian nutrisi dilakukan secara otomatis oleh alat berkendali komputer.

Selain didaulat untuk memberikan pencerahan, dalam acara tersebut juga dilakukan perjanjian kerja sama antara BPPMVP dengan PT Agro Jabar. Kerja sama tersebut meliputi upaya peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga pendidikan, penelitian terapan, inovasi dan pengabdian masyarakat bersama industry dalam perdagangan bidang pertanian. Dalam nota kesepahaman yang ditandatangani kedua pihak, dinyatakan bahwa kerja sama tersebut mencakup waktu lima tahun. [  ]

Exit mobile version