Riza menyebut pihaknya hendak menjual saham tersebut namun masih menunggu persetujuan DPRD DKI Jakarta.
JERNIH-Pasca diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal dimana didalamnya mengatur investasi minuman keras dan menimbulkan pro kontra berbagai pihak, masyarakat seperti diingatkan bahwa Pemda DKI Jakarta mempunyai saham di perusahaan miras, PT Delta yang memproduksi minuman keras Anker Bir.
Pada kampanye Pilkada DKI Jakarta lalu, pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakatya Anies- Sandi mengeluarkan janji politik akan menjual saham di perusahaan bir PT Delta Djakarta.
“Saham Delta itu memang kita akan upayakan jual kembali ke publik karena itu menjadi bagian dari visi dan misi dan janji kampanye Anies-Sandi,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, pada Senin (1/3/2021) lalu.
Riza memastikan akan memenuhi janji politik Anies-Sandi saat pemilihan gubernur tahun 2017 terkait penjualan saham di perusahaan bir PT Delta Djakarta. Namun Riza menyebut prosesnya masih panjang sebab memerlukan persetujuan DPRD DKI Jakarta.
Saat ini pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan pihak legislatif agar segera dapat merealisasikan janji politiknya itu.
“Kami terus mengajukan agar mendapatkan dukungan dari teman-teman DPRD DKI untuk dapat menyetujui apa yang ingin kami laksanakan terkait penjualan PT saham PT Delta,” kata dia.
Sebagaimana diketahui Pemerintah DKI Jakarta menjadi salah satu pemegang saham terbesar dari di PT Delta Djakarta Tbk, produsen bir merek Anker. Adapun saham yang dimiliki Pemda DKI Jakarta sebesar 58.33 persen sebagaimana tercatat pada data Bursa Efek Indonesia.
Dari data dari aplikasi RTI Business, dapat dilihat perjalanan bisnis PT Delta Djakarta. yang pertama kali launching di bursa saham pada 27 Februari 1984. Pemegang saham PT Delta Djakarta per 31 Januari 2021 adalah San Miguel Malaysia, Pemda DKI, Masyarakat, dan terdapat saham Treasury, berikut datanya.
RTI merupakan aplikasi penyedia data Bursa Efek Indonesia. Data yang disediakan juga real time dan lengkap, sehingga RTI Business menjadi aplikasi favorit bagi investor karena membantu investor melakukan analisa fundamental. (tvl)