Pengampunan tidak akan berlaku untuk mereka yang berkewarganegaraan ganda, mereka yang dituduh melakukan pembunuhan, mereka yang dituduh memata-matai atau mereka yang berafiliasi dengan kelompok yang memusuhi Republik Islam.
JERNIH– Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan mengampuni puluhan ribu narapidana, termasuk mereka yang ditangkap dalam protes anti-pemerintah baru-baru ini. Hal tersebut dikatakan dalam laporan kantor berita Iran, IRNA.
Pernyataan Khamenei yang dikeluarkan pada Ahad (5/2) itu mengatakan dirinya telah menyetujui usulan kepala pengadilan untuk mengampuni atau meringankan hukuman sejumlah besar narapidana. Hal tersebut dilakukan untuk menghormati peringatan revolusi Islam 1979, yang akan diperingati 11 Februari mendatang.
Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang ditahan sehubungan dengan protes yang sejak September tahun lalu merebak di Iran.
Pengampunan tidak akan berlaku untuk mereka yang berkewarganegaraan ganda, mereka yang dituduh melakukan pembunuhan, mereka yang dituduh memata-matai atau mereka yang berafiliasi dengan kelompok yang memusuhi Republik Islam.
IRNA mengatakan mereka yang dituduh melakukan ‘korupsi di bumi’–tuduhan yang diajukan terhadap beberapa pengunjuk rasa, empat di antaranya telah dieksekusi–juga tidak akan diampuni.
Pengumuman itu datang pada hari yang sama ketika jurnalis Elnaz Mohammadi, yang bekerja untuk surat kabar reformis “Hammihan”, ditahan pihak berwenang. Saudara perempuan Mohammadi, Elahe, yang juga seorang jurnalis, lebih dulu ditahan setelah melaporkan kematian Mahsa Amini dalam tahanan pascapenangkapan atas tuduhan melanggar undang-undang tentang cara berpakaian.
Elahe didakwa melakukan “propaganda melawan sistem dan konspirasi untuk bertindak melawan keamanan nasional”. Di Iran, pelanggaran itu dapat dijatuhi hukuman mati.
Dalam sebuah surat permintaan pengampunan yang ditujukan kepada Khamenei, Kepala Kehakiman, Gholamhossein Mohseni Ejei mengatakan, “Selama peristiwa baru-baru ini, sejumlah orang, terutama kaum muda, melakukan tindakan dan kejahatan yang salah sebagai akibat dari indoktrinasi dan propaganda musuh.”
“Sejak musuh asing dan arus gerakan anti-revolusi digagalkan, banyak dari pemuda ini sekarang menyesali tindakan mereka,” tulis Ejei. [Middle East Eye]