MEDAN-Aksi unjukrasa di depan gedung DPRD Sumatra Utara (Sumut) yang dilakukan Gerakan Aksi Damai #savebabi pada hari Senen (10/2/2020) membuat Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi buka suara.
Menurut Edy, aksi unjukrasa yang dilakukan itu tidsak tepat jika ditujukan ke pemerinta provinsi (Pemprov) Sumut. Sebab menurut Edy, pihaknya tidak pernah memiliki rencana untuk memusnahkan seluruh babi yang ada di Sumut.
“Yang mau memusnahkan (babi) siapa ?” kata Edy menjawab pertanyaan wartawan di kantor Gubernur Sumut.
Edy menjelaskan bahwa saat ini Pemprov Sumut masih bekerja keras untuk menangani babi di wilayah Sumut yang terjangkit wabah flu babi (hog cholera) atau African Swine Fever (ASF). Edy juga menghimbau seluruh pihak untuk ikut terlibat dalam penanganan babi untuk ikut mencari solusi permasalahan ini.
” Untuk itu harus bersama-sama kita mengatasinya. Tak bisa dijadikan itu persoalan, ribut sana ribut ini. Kita sudah berkali-kali rapat membahas bagaimana jalan keluarnya,”.
Pemprov Sumut, kata Edy melanjutkan, sudah melakukan berbagai upaya pencegahan, mulai dari pemberian disinfektan hingga memantau arus keluar masuknya babi dari daerah terjangkit virus hog cholera, sebab hingga saat ini masih belum ditemukan vaksin penyembuh babi yang terkena virus itu.
“Satu-satunya jalan yang bisa kita lakukan hanya mencegah dengan membersihkan tempat-tempat itu. Kedua babi-babi yang terinfeksi wabah hog cholera ini kita musnahkan, Karena belum ada obatnya. Kita larang rakyat buang babi-babi sembarangan kalau dia sudah mati,” tegas Edy.
Edy juga mengkritisi adanya permintaan ganti rugi dari pemilik babi yang mati, sebab menurut Edy, hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh Pemprov Sumut.
“Jumlah Babi di Sumut mencapai 2 juta ekor sehingga dibutuhkan Rp 4 triliun jika permintaan itu dituruti. Siapa yang mau ganti. Bukan itu persoalannya,”.
Menurut Edy, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memberi bantuan kepada masyarakat yang babinya mati karena wabah, sebab pihaknya menyadari bahwa itu adalah matapencaharian mereka.
“Kalau itu yang dia minta, enggak usah pakai demo. Itu lah yang kita bicarakan, itu kita bahas,”.
Sebagaimana diketahui saat terjadi wabah flu babi (hog cholera) atau African Swine Fever (ASF) yang telah mematikan 46.600 babi di Sumatera Utara (Sumut).
Sejumlah masyarakat melakukan unjukrasa menentang isu yang berembus belakangan ini terkait pemusnahan babi di Sumatera Utara.
(tvl)