Site icon Jernih.co

Pencarian untuk Mengungkap Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370 Dilanjutkan

Seorang anggota keluarga penumpang pesawat MH370 yang hilang menulis di dinding peringatan dalam acara peringatan 10 tahun hilangnya pesawat tersebut pada 2024. (Foto: EPA)

JERNIH – Upaya untuk memecahkan salah satu misteri hilangnya penerbangan terbesar di dunia akan dilanjutkan. Pesawat tersebut, Boeing 777, Malaysia Airlines MH370 membawa 227 penumpang dan 12 awak menghilang dari radar setelah lepas landas pada 8 Maret 2014 dari ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, dalam perjalanan menuju Beijing, China.

“Pencarian akan difokuskan pada wilayah-wilayah yang dinilai memiliki kemungkinan paling tinggi untuk menemukan pesawat tersebut,” ujar Kementerian Perhubungan Malaysia dalam sebuah pernyataan Rabu (3/12/2025), mengutip Bernama.

Kementerian tersebut mengatakan upaya pencarian yang diperbarui ini menegaskan komitmen Pemerintah Malaysia untuk memberikan penyelesaian bagi keluarga yang terdampak tragedi tersebut. Dua pertiga penumpang pada penerbangan naas itu adalah warga Tiongkok, sementara yang lainnya berasal dari Malaysia, Indonesia, Australia, dan tempat lain.

Penyelidik penerbangan mengatakan dalam laporan setebal 495 halaman mengenai hilangnya pesawat tersebut bahwa mereka tidak tahu mengapa pesawat itu menghilang dan menolak mengesampingkan kemungkinan bahwa orang lain selain pilot telah mengalihkan jet dari rute yang dijadwalkan.

Data satelit menunjukkan pesawat itu menyimpang dari jalur penerbangannya dan menuju ke selatan, ke Samudra Hindia bagian selatan, di mana diyakini pesawat itu kehabisan bahan bakar dan jatuh.

Awalnya, operasi pencarian yang dipimpin Australia menyisir 120.000 km persegi (46.300 mil persegi) lautan selama tiga tahun, tetapi hanya beberapa potongan kemungkinan puing yang ditemukan di sepanjang garis pantai di negara-negara Afrika Timur dan Samudra Hindia, termasuk Mozambik, Madagaskar, dan Pulau Reunion.

Pencarian terkini terhadap MH370 berakhir pada awal April karena cuaca buruk setelah beberapa minggu pengintaian bawah air yang dilakukan oleh perusahaan eksplorasi maritim Ocean Infinity tidak membuahkan hasil. Ocean Infinity, yang juga memimpin pencarian yang gagal pada tahun 2018, memulai kembali perburuannya terhadap pesawat yang hilang tersebut pada 30 Desember.

Pemerintah Malaysia menyetujui kontrak “tanpa temuan, tanpa biaya” pada bulan Maret dengan Ocean Infinity yang berbasis di Inggris dan Amerika Serikat untuk melanjutkan operasi pencarian dasar laut di lokasi baru seluas 15.000 km persegi (5.800 mil persegi) di Samudra Hindia, kantor berita The Associated Press melaporkan.

Ocean Infinity akan dibayar biaya $70 juta hanya jika sejumlah besar bangkai pesawat ditemukan. Keluarga penumpang dan awak telah melobi selama bertahun-tahun agar perburuan dilanjutkan dan menuntut kompensasi dari Malaysia Airlines, Boeing, pembuat mesin pesawat Rolls-Royce, dan grup asuransi Allian.

Exit mobile version