New York — Tim Barnes-Lee, penemu world wide web, merilis rencana ambisius tata kalola online untuk menangkal prevalensi misinformasi, pengawasan data, dan sensor.
The Contract of the Web, demikian tata kelola online itu, dibuat World Wide Web Foundation. Barnes-Lee kini sedang mencari komitmen negara-negara di seluruh dunia, dan perusahaan, untuk menjaga temuan terbaru ini tersedia secara bebas.
“Jika tidak bertindak sekarang, dan bersama-sama mencegah web disalahgunakan oleh mereka yang ingin mengeksploitasi, memecah dan merusak, kita berisiko menyia-nyiakan potensi untuk kebaikan,” kata Barnes-Lee dalam pernyataan tertulis yang dirilis yayasan yang dipimpinnya.
Barnes-Lee menginginkan mitra tidak mengikat seperti Google dan Facebook, yang model bisnis pengumpulan data dan algoritmanya dipersalahkan karena memperburuk toksitas online.
Menurut pria Inggris ini mengatakan The Contract of the Web, yang dikembangkan dan bekerjsama dengan puluhan pakar serta anggota masyarakat, adalah roadmap untuk membangun web lebih baik.
Dia meminta pemerintah memperkuat undang-undang untuk memastikan perusahaan tidak semata mengejar keuntungan, dengan mengorbankan hak asasi manusia dan demorasi.
“Warga negara harus membuat mereka yang berkuasa bertanggung jawab, menuntut hak digital mereka dihormati, dan membantu mendorong percakapan sehat secara online,” kata Barnes-Lee.
Lebih 150 organisasi; termasuk Microsoft dan Reddit, serta kelompok-kelompok kepentingan seperti Reporters Without Borders dan Electronic Frontier Foundation, mendukung rencana ini.
Di level negara, Prancis, Jerman, dan Ghana, masuk dalam daftar yang mendukung rencana prestisius ini. Barnes-Lee akan melobi setiap pemimpin bisnis, pemerintahan, dan sipil, saat mereka berkumpul di Berlin, Jerman, dalam acara Tata Kelola Internet Perserikatan Bangsa-bangsa. Acara akan berlangsung empat hari.
Yang menarik dari gagasan ini adalah Barnes-Lee sebenarnya khawatir munculnya cyberbuilding tidak merata ke internet di seluruh dunia, dan meningkatnya kontrol pemerintah terhadap jaringan domestik di negara-negara seperti Cina, Rusia, dan Iran.
“Tren Balkanisasi yang terjadi di Iran saat ini benar-benar mengkhawatirkan,” kata Barnes-Lee. “Pemerintah yang kuat seharusnya menunjukan toleransi, dan tidak menyumbat suara oposisi, suara asing, dan suara warga negara.”