Site icon Jernih.co

Perang di Ukraina Paksa Elang Tutul Ubah Jalur Migrasi

JERNIH — Invasi Rusia ke Ukraina memaksa elang tutul, spesies elang yang rentan punah, mengubah jalur migrasi. Burung-burung itu harus terbang lebih jauh untuk mencapai tempat berkembang biak.

Greater Spotted Eagle, atau elang tutul besar, berkembang biak di sebagian besar Eropa Timur sampai ke Primorye di Rusia Timur. Mereka biasanya bermigrasi pada September sampai November pada musim gugur, dan Februari-April pada musim semi.

Situs wildlife.org, mengutip laporan sejumlah pakar, memberitakan elang tutul harus berjalan memutar, menghindari hirup-pikuk perang, lalu-lalang drone dan rudal, serta kebisingan bom dan meriam, dengan menambah jarak jelajah 85 kilometer.

Data GPS menunjukan elang tutul juga membatasi pemberhentian untuk istirahat, ‘mengisi bahan bakar, atau sekedar minum. “Akibatnya, predator udara ini membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tempat berkembang biak, dan mengeluarkan lebih banyak energi sampai sampai ke tempat tujuan,” kata Charlie Russell dari University of East Anglia di Norwich, Inggris.

Elang tutul, masih menurut Charlie Russell yang menjadi penulis utama penelitian ini, seperti pelari maraton yang tidak mendapat jeda minum.

Peneliti mengingatkan situasi ini dapat menunda elang tutul berkembang bia, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk pemulihan. Akibatnya, peluang hidup setiap anak emang akan berkurang. Sebab mangsa kurang tersedia saat telur menetas, dan induk mereka kesulitan mencari makan.

Dalam laporan yang dipublikasikan jurnal Current Biology, Russell dan rekan-rekannya melaporkan bagaimana menganalisis rute migrasi elang tutul. Peneliti mengikuti 19 elang tutul besar saat mereka terbang melalui Ukraina menuju tempat berkembang biak di Belarusia slatan pada Maret dan April 2022, atau hanya beberapa pekan setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Pada saat yang sama elang tutul betina melakukan perjalanan dari tempat musim dingin di Yunani, dan laki-laki melakukan perjalanan dari Afrika timur.

Peneliti dari Inggris dan Estonia membandingkan jalur ini dengan 65 migrasi 20 burung tahun 2018-2021, atau sebelum perang di Ukraina meletus.

Elang tutul jantan meningkatkan rata-rata waktu terbang migrasi lebih besar dibanding betina, yaitu 56 jam dan 53 jam. Sebelum perang 90 persen elang tutul singgah di Ukraina sebelum melanjutkan perjalanan ke Belarusia. Sejak perang meletus, hanya sepertiganya yang singgah di Ukraina.

Jadi, seekor elang bisa saja menambah jarak jelajah tebrang menjadi 155 mil pada rutenya. Ini bisa disebabkan jika aktivitas militer Ukraina dan Rusia menjadi lebih tinggi, yang membuat elang menghindari risiko tewas dalam perjalanan.

Exit mobile version