Hari Peringatan, Rekonsiliasi dan Kemenangan atas Nazisme dalam Perang Dunia II bukanlah simbol kejayaan para pemenang atas apa yang mereka telah kalahkan, tetapi merupakan hari untuk mengingat malapetaka yang mengerikan pada saat itu. Hari ini juga menjadi peringatan agar setiap negara tidak menyelesaikan permasalahan internasional dan ambisi menggunakan ultimatum, senjata, agresi, maupun aneksasi wilayah-wilayah berdaulat.
JERNIH—Menandai peringatan Hari Rekonsiliasi dan Kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, pemerintah Ukraina melalui kedutaan besar negara tersebut di Jakarta mengeluarkan siaran pers pada Ahad (8/5).
Selengkapnya sebagai berikut:
Tahun ini, tanggal 8 dan 9 Mei, Ukraina memperingati hari rekonsiliasi dan kemenangan atas Nazisme dalam Perang Dunia II, juga memperingati Hari Eropa di tengah agresi militer skala penuh Rusia. Dahulu, dunia berharap–“Tidak akan pernah lagi”, namun tragedi itu kembali terulang.
Perang Dunia II adalah hasil dari kebangkitan dan persekutuan dua rezim diktator, yaitu Nazi dan Soviet, yang menempatkan kepentingan geopolitik di atas hak asasi manusia, kebebasan dan kehidupan. Kelemahan, ketakutan, serta keragu-raguan masyarakat internasional pada saat itu akhirnya mendorong para agresor untuk meningkatkan ambisi, kejahatan, dan agresi militer mereka.
Delapan dekade telah berlalu dan kini, Eropa sekali lagi dihadapi dengan perang global. Hari ini, umat manusia dengan ngeri menyadari ketidakmampuannya untuk mengingat pengalaman pahit dan belajar dari sejarah Perang Dunia II.
Pada tahun 1939-45, bangsa Ukraina berjuang bersama dengan koalisi anti-Hitler Tentara Merah, Tentara Pemberontak Ukraina, milisi Sekutu Barat, pasukan gerilya, juga gerakan bawah tanah dan berkontribusi besar dalam meraih kemenangan atas Nazisme. Tanah Ukraina, yang telah dilanda perang sebanyak dua kali, hampir menjadi medan perang utama. Kami tahu betul biaya perang dan biaya pemenjaraan.
Sekarang, sama seperti saat dalam Perang Dunia II, Ukraina berperang melawan agresor yang berbahaya dan kejam. Rusia yang dikuasai Putin telah tidak menghiraukan kemerdekaan dan melanggar integritas teritorial kami, serta mencoba untuk menghancurkan sistem keamanan internasional dan mengancam perdamaian dunia. Perjuangan kami ini telah berlangsung selama delapan tahun.
Kami tidak boleh kalah [dari Rusia], karena ini adalah perang demi kebebasan, peradaban, demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan global, melawan ambisi imperialisme negara tetangga kriminal yang agresif. Kekuatan angkatan bersenjata kami adalah kunci pertahanan negara dan perlindungan hak asasi manusia bagi setiap warga negara. Delapan puluh tahun yang lalu, musuh yang harus dihadapi adalah Nazisme, namun musuh yang harus dihadapi pada masa ini adalah RASCHISME –fasisme dan nasionalisme imperial versi Rusia.
Sayangnya, kegagalan Rusia untuk belajar dari sejarah, narsisme, dan ambisi imperialisme telah mengubah bangsa Rusia modern, yang awalnya adalah pemenang atas Nazisme, menjadi penganut fasisme klasik. Dalam hal kebrutalan, rezim Putin telah melampaui Reich Ketiga Hitler: mereka menjarah, membunuh secara massal, memerkosa, merampok, menyiksa, dan menerapkan kebijakan kerja paksa.
Mengikuti jejak para Stalinis dan Nazi, Rusia telah mencuri, menjarah dan mengekspor gandum Ukraina. Pada saat yang sama, Rusia juga memblokir pengiriman dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina, dengan demikian mengancam seluruh sistem keamanan pangan global.
Selama dua tahun pendudukan kota Mariupol saat Perang Dunia II, tentara Nazi membunuh 10.000 penduduk kota tersebut. Hanya dalam kurun waktu dua bulan, tentara penjajah Rusia secara brutal membunuh puluhan warga sipil di Mariupol. Sekarang, kota itu hampir hancur sepenuhnya oleh karena bom dan serangan udara Rusia. Dan ini hanyalah salah satu dari berbagai contoh tindak kejahatan perang raschisme.
Hari Peringatan, Rekonsiliasi dan Kemenangan atas Nazisme dalam Perang Dunia II bukanlah simbol kejayaan para pemenang atas apa yang mereka telah kalahkan, tetapi merupakan hari untuk mengingat malapetaka yang mengerikan pada saat itu. Hari ini juga menjadi peringatan agar setiap negara tidak menyelesaikan permasalahan internasional dan ambisi menggunakan ultimatum, senjata, agresi, maupun aneksasi wilayah-wilayah berdaulat. Perang seharusnya tidak menghasilkan kultus kemenangan, melainkan tekad untuk menjunjung perdamaian serta untuk mempertahankan perdamaian tersebut dengan teguh dan tanpa kompromi.
Perang Dunia II berakhir dengan pembicaraan damai dan dikalahkannya Nazisme. Namun, perang tersebut berhasil dimenangkan oleh karena kekuatan militer dan superioritas militer. Saat ini, rusia telah menyerang Ukraina tanpa sebelumnya menyatakan perang, dan mereka melakukan serangan keji dan amoral, yang dikecam oleh segenap umat manusia yang beradab. Seluruh rakyat kami berhak untuk melakukan perlawanan bersenjata, pun berhak untuk menerima bantuan dari seluruh dunia.
Rakyat Ukraina, dengan memegang senjata di tangan mereka, sedang melindungi Eropa dan memberikan kesempatan untuk menciptakan sistem keamanan dunia yang baru dan adil. Tetapi, untuk mendapatkan hal tersebut, syaratnya adalah kemenangan atas rusia, pemulihan integritas wilayah Ukraina, dan jaminan bahwa kelak rusia tidak akan melakukan agresi melawan negara mana pun di planet ini.
Saat ini, Ukraina, yang tengah berjuang demi menjaga keamanan dan perdamaian tidak hanya di benua Eropa tetapi juga seluruh dunia, membutuhkan bantuan militer, kemanusiaan, dan keuangan yang cukup besar untuk menghentikan “wabah Putin” untuk selamanya.
Dengan memenangkan perang ini, kami dapat hidup bebas di tempat tinggal kami sendiri, sesuai dengan peraturan kami sendiri. Kebenaran dan kekuatan ada di pihak kami, oleh karena itu kemenangan akan diraih oleh Ukraina.
Sayangnya, berakhirnya Perang Dunia II tidak lantas membebaskan dunia dari rezim totaliter. Negara Komunis Uni Soviet mengambil keuntungan dari kemenangan atas Nazisme dan memperkuat pengaruhnya yang buruk di dunia hingga tahun 1991. Mereka memulai atau turut berpartisipasi dalam berbagai tindak kejahatan terhadap kemanusiaan: genosida, intervensi militer, penyalahgunaan psikiatri, pengembangan dan penggunaan senjata terlarang, dan lain sebagainya. Penerus Uni Soviet, dalam hal properti serta ideologi, adalah federasi Rusia –– yang selama tiga dekade terakhir telah turut berpartisipasi dalam berbagai perang dan konflik militer sebagai agresor atau sekutu rezim diktator.
Sejak akhir bulan Februari, Rusia telah melakukan banyak kejahatan perang di Ukraina, dan sebagian besar di antaranya dengan jelas menunjukkan tanda-tanda genosida terhadap rakyat Ukraina. Alhasil, Federasi Rusia telah kehilangan hak moral untuk menyatakan kemenangan atas Nazisme, karena secara de facto mereka telah melakukan kekejaman yang sama seperti yang dilakukan Nazi dan merampas kenangan pasca Perang Dunia II.
Kejahatan Rusia di Ukraina harus dihentikan, dan rezim Putin harus dikecam dan dikalahkan melalui upaya bersama seluruh dunia beradab.
Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memandang perayaan tanggal 9 Mei di Rusia sebagaimana adanya–propaganda munafik yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan peringatan akan para korban fasisme Hitler. Partisipasi dalam bentuk apa pun dalam pertunjukan memalukan seperti itu adalah pengkhianatan terhadap puluhan juta nyawa yang telah dihancurkan oleh Nazisme. Jangan ada ruang untuk kompromi.
Ukraina mengecam keras niat Rusia untuk menggelar “parade kemenangan” yang hina di wilayah-wilayah Ukraina yang diduduki sementara serta di kota-kota Ukraina yang telah dihancurkan. Dan pemaksaan warga Ukraina, yang telah ditawan oleh tentara penjajah, untuk berpartisipasi dalam tindakan kriminal ini akan dianggap sebagai bentuk kejahatan perang dan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa.
Kami tahu bahwa propagandis Rusia kerap membuat cerita-cerita palsu untuk disiarkan melalui siaran televisi, yang menunjukkan bagaimana penduduk di wilayah-wilayah yang diduduki sementara bersukacita atas kedatangan tentara penjajah. Selama delapan tahun terakhir, sudah banyak dibuat cerita palsu seperti itu. Tapi apa yang sebenarnya dirasakan oleh warga sipil Donbass tentang kelompok-kelompok pembunuh, pemerkosa dan penjarah yang menghancurkan rumah mereka, membunuh dan menyiksa anak-anak dan perempuan?
Dalam perang melawan wabah Kremlin, dunia berada di pihak kebenaran, perdamaian dan kebaikan, dengan begitu mereka berada di pihak Ukraina. Semua orang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan keji terhadap kemanusiaan akan dibawa ke pengadilan dan menerima hukuman berat.
Setelah Putinisme dikalahkan, kami akan memiliki hari peringatan baru––yang memperingati kemenangan serta para korban dari perang saudara yang berdarah ini. Kalahkan Nazisme–kami akan mengalahkan raschisme!
Jayalah Ukraina! Pahlawan yang telah gugur akan selamanya dikenang! [ ]