Wilayah perairan Indonesia perlu diamankan secara tepat dan intens, sehingga dapat mencegah terjadinya tindak pelanggaran di laut serta kecelakaan laut.
JAKARTA – Melalui salah satu fungsinya yakni, penyelenggaran sistem peringatan dini, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI secara rutin melakukan pemantauan perairan Indonesia dengan menggunakan sistem pemantauan kapal berbasis Automatic Identification System (AIS).
Demikian diungkapkan Direktur Data dan Informasi Bakamla RI, Laksma Bakamla Dwi Aris Priyono, mewakili Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla RI, Laksda Bakamla Dade Ruskandar, saat membuka Pelatihan Pengolahan Data AIS menggunakan sistem monitoring.
Dirilis Humas Bakamla di Jakarta, Sabtu (8/8/2020), kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan personel selaku operator dan analis.
Sebelum melaksanakan Pelatihan Pengolahan Data AIS menggunakan sistem monitoring, para peserta diwajibkan melaksanakan rapid test, memakai masker serta menerapkan protokol kesehatan.
Aris mengatakan, kegiatan itu menitik beratkan pada kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia.
Oleh sebab itu, wilayah perairan Indonesia perlu diamankan secara tepat dan intens, sehingga dapat mencegah terjadinya tindak pelanggaran di laut serta kecelakaan laut.
“Dalam kegiatan pemantauan tersebut, operator dan analis berkolaborasi dalam melakukan monitoring pergerakan kapal yang mencurigakan dengan tujuan untuk melakukan pencegahan tindak pelanggaran hukum di laut dan juga menghindari adanya kapal yang mengalami distress atau masalah di laut,” kata dia.
Pelatihan Pengolahan Data AIS Bakamla, juga dilaksanakan secara daring yang mengikutsertakan perwakilan personel Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam pelatihan ini peserta pelatihan diberikan materi dan praktik langsung oleh PT. Smarthub Technologies, seperti Penjabaran Umum Sistem Peringatan Dini, Pengenalan AIS dan Aplikasi Vessel Scrutiny (pengawasan kapal), Penjabaran dan Praktik Fitur Pencarian dan Tracking Kapal, Penjabaran dan Praktik Fitur Filter, Zona, dan Cuaca, serta Penjabaran dan Praktek Fitur Point Of Interest dan Peringatan.
Untuk memperkuat pelaksanaan monitoring dan analisis, Bakamla RI juga terus mengembangkan kemampuan sistem monitoring yang menggunakan aplikasi Vessel Scrutiny (Dashboard Bakamla RI) untuk mendukung terselenggaranya sistem peringatan dini yang optimal.
“Diharapkan dengan peningkatan kemampuan tersebut akan meningkatkan pengawasan wilayah perairan Indonesia dari berbagai ancaman di laut,” ujar dia.
Diharapkan pelatihan itu, dapat mempercepat proses monitoring dan analisa sehingga menjadi lebih efektif dan efisien dalam melakukan tugas pengamanan perairan Indonesia. Sehingga sinergitas dalam pelaksanaan pemantauan, analisis, dan penindakan di lapangan dapat berjalan dengan baik untuk menghasilkan pelaksanaan operasi kamla yang optimal. [Fan]