- Seperti orang Sparta, 300 pasukan Ukraina menolak menyerah dan akan bertempur sampai mati.
- Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya tidak menyerang mereka, demi keselamatan.
JERNIH — Pertempuran Thermoylae, episode perang paling keren ketika 300 serdadu Spartan menghadapi ribuan tentara Persia pada tahun 480 sebelum Masehi (SM), terulang di Ukraina.
Pasukan Ukraina, bersama sekelompok kecil warga sipil bersenjata, yang bertahan di jaringan terowongan pabrik baja Azovstal di Muriopol, menolak menyerah meski Presiden Rusia Valdimir Putin mengancam akan membuat mereka kelaparan.
Mengutip sejumlah sumber di Muriopol, The Sun menulis mereka mengabikan janji Rusia mengijinkan mereka hidup, diberi layanan medis, dan dirawat.
Tidak ada tanda-tanda 300 prajurit itu akan menyerah, dan seakan siap mati untuk negara.
Andrea Kluth, kolumnis Bloomberg, dalam artikel yang mengharukan menyebut mereka adalah sesuatu yang luar biasa. Mereka seolah terinspirasi Pertempuran Thermopylae, ketika 300 serdadu Spartan yang dipimpin Raja Leonidas berusaha menggagalkan invasi Persia.
“Sebuah kekuatan dengan 300 Spartan bertempur selama tiga hari sampai mereka dikhianati dan terkepung,” tulis Kluth. “Semua tewas, tapi mereka memperlambat serangan Persia. Keberanian mereka menginspirasi, dan tahun berikutnya orang Yunani memenangkan perang itu.”
Kluth melanjutkan; “300 orang Ukraina di pabrik baja itu berjuang bersama untuk negara mereka dan sejarah.”
Seperti samurai pemberontak, masih menurut Kluth, mereka bertarung hanya karena takdir menempatkan mereka di tempat dan waktu tertentu. Mereka mendengar panggilan untuk mengambil posisi terakhir.
“Jika mereka binasa, itu dengan cara mereka, dan dengan terhormat,” tulis Kluth.
Saat pasukan Rusia pindah ke Donbas sebagai bagian paya merebut seluruh wilayah timur Ukraina, mereka bersumpah akan terus mempertahankan diri.
“Mereka tidak peduli berapa banyak pasukan Rusia akan datang. Mereka akan bertarung,” kata Kluth.
Kabar terakhir menyebutkan Vladimir Putin mengklaim telah merebut seluruh Muriopol, seraya membatalkan serangan terakhir ke pabrik baja Azovstal.
Putin memerintah pasukannya memblokade kompleks industri baja, tanpa melanjutkan pertempuran berdarah. Dia menganggap menaklukan 300 orang Ukraina di dalam pabrik baja tidak perlu, karena harus melindungi pasukannya.
“Blokir kawasan itu agar lalat pun tidak bisa lewat,” Putin memerintahkan.
Wakil PM Ukraina Iryna Vereschuk membuat seruan tentang perlunya koridor kemanusiaan di Azovstal, untuk menyelamatkan seribu warga sipil, dan 500 tentara terluka.
Ukraina tak menyebut 300 pasukannya yang bertahan di pabrik itu, karena tahu mereka akan melawan sampai orang terakhir.