Site icon Jernih.co

Perusahaan Cina Ciptakan Mesin Ciuman, Dijual Rp570 Ribu

Foto: Reuters

Mesin juga menangkap dan memutar ulang suara dan sedikit hangat saat berciuman, membuat pengalaman itu lebih otentik.

JERNIH – Perusahaan rintisan Cina telah membuat mesin penciuman jarak jauh terinspirasi dari isolasi lockdown. Mesin itu bernama MUA yang didasasarkan pada suara orang saat melakukan ciuman.

Mesin penciuman jarak jauh itu mentransmisikan data ciuman pengguna yang dikumpulkan melalui sensor gerak tersembunyi di bibir silikon, dan secara bersamaan bergerak saat memutar ulang ciuman yang diterima. Mesin juga menangkap dan memutar ulang suara dan sedikit hangat saat berciuman, membuat pengalaman itu lebih otentik, kata Siweifushe yang berbasis di Beijing. Pengguna bahkan dapat mengunduh data ciuman yang dikirimkan melalui aplikasi pendamping oleh pengguna lain.

Ide tersebut lahir dari tindakan penguncian yang sering, lama, dan meluas di Tiongkok selama pandemi COVID-19 tiga tahun yang, pada tingkat paling parah, membuat pihak berwenang melarang penduduk meninggalkan apartemen mereka selama berbulan-bulan. “Saya sedang menjalin hubungan saat itu, tetapi saya tidak bisa bertemu pacar saya karena lockdown,” kata penemu Zhao Jianbo.

Kemudian saat menjadi siswa di Akademi Film Beijing, dia memfokuskan proyek pascasarjananya pada kurangnya keintiman fisik dalam panggilan video. Dia kemudian mendirikan Siweifushe yang merilis MUA, produk pertamanya, pada 22 Januari dengan harga sekitar 260 yuan atau sekitar Rp570 ribu. Dalam dua minggu setelah dirilis, perusahaan menjual lebih dari 3.000 mesin ciuman dan menerima sekitar 20.000 pesanan, katanya.

MUA menyerupai dudukan bergerak dengan bibir mengerucut realistis yang menonjol dari depan. Untuk menggunakannya, kekasih harus mengunduh aplikasi ke ponsel cerdas mereka dan memasangkan mesin ciuman mereka, yang dicolokkan ke port pengisian daya ponsel. Mereka mengaktifkan perangkat menggunakan aplikasi, lalu ketika mereka menciumnya, perangkat itu membalas ciuman.

Perangkat ini tersedia dalam beberapa warna meski dengan bibir unisex yang sama. Alat ini telah menerima tinjauan yang beragam, dengan beberapa pengguna mengatakan itu menarik sedangkan yang lain mengatakan itu membuat mereka merasa tidak nyaman. Di antara keluhan utama adalah kurangnya lidah.

Beberapa komentator di situs media sosial Weibo juga menyatakan keprihatinan bahwa perangkat tersebut dapat digunakan untuk konten erotis online, yang diatur secara ketat di Cina.

MUA bukanlah perangkat ciuman jarak jauh pertama. Para peneliti di Tokyo’s University of Electro-Communications menemukan “mesin transmisi ciuman” pada tahun 2011, dan Institut Imagineering Malaysia membuat gadget serupa yang disebut “Kissinger” pada tahun 2016.

Exit mobile version