Jernih.co

Pesan Terakhir Widjojo Soejono kepada Doni Monardo

Dijumpai di Gedung PPAD usai melayat ke rumah duka, Doni Monardo menyebut almarhum Jenderal Widjojo Soejono adalah seorang teladan. Ia juga menaruh perhatian yang sangat besar terhadap PPAD. “Lewat telepon beliau masih menanyakan, bagaimana perkembangan PPAD. Lalu menyatakan, program kesejahteraan yang kami gulirkan sebagai kebijakan, sudah benar, dan harus dipercepat pelaksanaannya,” ujar Danjen Kopassus 2014-2015 itu.

JERNIH– Bangsa berduka atas berpulangnya tokoh militer kharismatik, Jenderal Purn Widjojo Soejono, pagi ini Rabu 11 Mei 2022 pukul 04.43 Wib di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Mantan Kepala Staf Kopkamtib, mantan Dan Puspassus 1967-1970 (sekarang Kopassus), wafat dalam usia 94 tahun.

Berita duka tersebut begitu mengagetkan penerimanya. Termasuk Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo. Alhasil, pagi pukul 07.00, Doni segera meluncur ke rumah duka di Jl. Karang Asem 1 No. 4-6 , Kuningan Timur, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan untuk memberi penghormatan terakhir.

“Masih terngiang di ingatan saya, saat beliau menelepon saya sekitar sebulan lalu. Hari itu, kami di kantor PPAD. Kemudian masuk telepon dari Pak Widjojo Soejono,” ujar Doni mengenang peristiwa terakhir saat ia berinteraksi dengan almarhum.

Jenderal Widjojo Soejono

Dijumpai di Gedung PPAD usai melayat ke rumah duka, Doni Monardo menyebut almarhum Jenderal Widjojo Soejono adalah seorang teladan. Ia juga menaruh perhatian yang sangat besar terhadap PPAD. “Lewat telepon beliau masih menanyakan, bagaimana perkembangan PPAD. Lalu menyatakan, program kesejahteraan yang kami gulirkan sebagai kebijakan, sudah benar, dan harus dipercepat pelaksanaannya,” ujar Danjen Kopassus 2014-2015 itu.

Tidak berhenti di situ. Jenderal Widjojo Soejono juga menekankan agar Doni Monardo memberi perhatian kepada pengurus PPAD Provinsi. “Beliau berpesan, PPAD Provinsi harus lebih cepat bergerak. Artinya, beliau sangat concern dengan program kesejahteraan PPAD. Ini menjadi cambuk bagi saya untuk mempercepat reorganisasi PPAD di sejumlah daerah,” tegas Doni.

Tidak hanya itu. Sejak Doni Monardo menjabat Ketum PPAD akhir 2021, almarhum sangat aktif dalam setiap kegiatan. Antara lain, hadir virtual saat pengukuhan pengurus di Mabes AD. Hadir virtual saat pengurus PPAD melakukan rapat pengurus di Gedung PPAD, Jl. Matraman.

Sekilas Widjojo Soejono

Wafatnya Jenderal Widjojo Soejono tak pelak memupus purnawirawan bintang empat paling senior sisa generasi 1945. Sebelumnya ada tiga orang, namun dua orang wafat tahun 2021. Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo, wafat dalam usia 93,5 tahun pada Januari 2021. Menyusul Letjen TNI (Purn) Rais Abin, wafat dalam usia 94,5 tahun pada Maret 2021 lalu.

Tahun 2021, Widjojo Soejono menerima Satyalancana Perintis Kemerdekaan dari Presiden Jokowi. Penghargaan itu melengkapi sejumlah penghargaan yang pernah ia terima. Antara lain – Bintang Gerilya, Yudha Dharma Nararya Pratama, Kartika Eka Paksi Nararya Pratama, Satya Lencana 8, 16, dan 24 Tahun.

Widjojo Soejono dilahirkan di Tulungagung, Jawa Timur pada tanggal 9 Mei 1928 sebagai putera bungsu 15 orang bersaudara dengan Ayah Martodidjojo yang leluhurnya berasal dari Surakarta dan Ibu Roesmirah yang leluhurnya berasal dari Yogyakarta.

Sekolah Dasar ditempuh pada zaman Belanda (HIS). Melanjutkan ke Sekolah Teknik yang zaman Belanda bernama K.E.S., lalu zaman Jepang disebut Kogyo Gakko dan sekarang bernama SMK I Surabaya. Ia sekelas dengan Soewoto Sukendar yang kelak jadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara dengan pangkat Marsekal TNI dan Widodo Budidarmo yang di kemudian hari jadi Kapolri dengan pangkat Jenderal Pol. Sedang Soemitro yang terakhir juga berbintang empat dan menjabat sebagai Wapangab merangkap Pangkopkamtib tapi dari jurusan yang berbeda.

Semangat kemerdekaan yang bergelora, mendorong Widjojo Soejono meninggalkan sekolah pada umur 17 tahun dan mengikuti Latihan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor awal tahun 1945. Setelah lulus ia ditempatkan di Batalyon 4 Karesidenan Malang. Setelah pembubaran PETA dua hari menyusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia ikut membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di HBS Straat yang sekarang bernama Jalan Wijaya Kusuma, Surabaya.

Riwayat jabatan

Letnan

BKR, TKR, TRI, TNI di Kota dan Wilayah Surabaya (1945)

Kapten

Perwira Staf Resimen 33 Divisi VI/Narotama

Kepala Staf Batalyon 29

Wakil Komandan Batalyon Infanteri 511 (1949-1953)

Komandan Batalyon Infanteri 505/Brawijaya (1953-1955)

Mayor

Komandan Batalyon Infanteri 514 (1955-1957)

Tugas belajar di Sekolah Staf & Komando Angkatan Darat (1957-1959)

Tugas mengajar Taktik sebagai Guru di Pusat Infanteri (1959)

Letnan Kolonel

Kepala Staf Resimen Para Komando AD, Letnan Kolonel (1959-1961)

Komandan Brigade/Para, Caduad (1961-1963)

Tugas belajar di US Army Command & General Staff Colledge, Forth Leavenworth. (1963-1964)

Kolonel

Paban Operasi Staf Umum II AD (1964-1965)

Brigadir Jenderal

Panglima Komando Tempur IV (1965-1967)

Komandan Puspassus AD (1967-1970)

Panglima Kodam XIII/Merdeka (1970-1971)

Mayor Jenderal

Panglima Kodam VIII/Brawijaya (1971-1975)

Letnan Jenderal

Panglima Kowilhan III (Sulawesi – Kalimantan) (1975-1978)

Panglima Kowilhan II (Jawa, Nusra dan Timor Timur) (1978-1980)

Kendali operasional terhadap Operasi militer di Timor Timur

Jenderal

Kepala Staf Kopkamtib (1980-1982)

Jenazah almarhum Jenderal Purn Widjojo Soejono dimakamkan Rabu 11 Mei 2022 pukul 13.30 WIB, di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta Selatan. [egy masshadiah]

Exit mobile version