- AS mengeluarkan pesawat ini dari hanggar setelah Rusia mengeluarkan ancaman nuklir.
- Pesawat kini menyertai perjalanan Joe Biden ke Eropa.
JERNIH — Sebuah ‘pesawat kiamat’ yang dirancang sebagai pangkalan terbang militer AS jika terjadi perang nuklir, Kamis 24 Maret, terbang di atas Inggris.
Mirror.co.uk memberitakan pesawat Boeing 747 E4-B itu adalah bagian dari sejumlah pesawat yang mengiringi kunjungan Presiden Joe Biden ke Eropa.
BACA JUGA:
- Presiden Vladimir Putin Siagakan Senjata Nuklir
- NATO Ingin AS Sebar Rudal Nuklir di Eropa Timur, Moskwa: Tindakan Itu Mengarah ke Destabilisasi
Presiden Biden tidak berada dalam pesawat itu, tapi di Air Force One. Jika terjadi perang nuklir selama kunjungannya ke Eropa, Presiden Biden akan pindah ke pesawat kiamat.
Doomsday Plane, atau pesawat kiamat, dirancang saat Perang Dingin dan akan digunakan sebagai pangkalan bergerak jika perang benar-benar berubah jadi perang nuklir.
Pesawat dapat terbang berhari-hari, dain dirancang untuk menahan gelombang elektromagnetik ledakan nuklir. Pentagon Terbang, julukan lain pesawat itu, dapat menampung personel militer senior dan menteri pertahanan.
Sebagai ruang perang bergerak, pesawat juga mengangkut ahli strategi militer dan analis, yang membuat presiden AS melewati hari-hari pertama Perang Nuklir.
AS mengeluakan Pesawat Kiamat menyusul peringatan Rusia bahwa setiap intervensi NATO di Ukraina, salah satunya pengiriman pasukan, akan ditanggapi dengan respon nuklir.
Peringatan mengerikan ini berulang kali dikeluarkan corong propaganda Presiden Vladimir Putin. Bahkan, Putin sebelumnya memrintahkan sumber daya nuklirnya dalam siaga penuh.
Terakhir, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengesampingkan penggunaan nuklir jika terjadi ancaman eksistensial terhadap Rusia.
Eksistensi Pesawat Kiamat bukan rahasia, tapi jarang diketahui. Pesawat itu juga tidak digunakan setiap hari, dan tampaknya dikeluarkan dari hanggar setelah konflik Ukraina kian memanas.
Nightwatch, nama lain pesawat itu, memiliki tiga dek yang dapat menampung 112 orang. Pesawat dapat mengudara selama 12 jam tanpa sempat mendarat.
Pengisian bahan bakar di udara memungkinkan pesawat dapat terus terbang berhari-hari. Jendela pesawat memiliki wire mesh untuk menjaganya tetap utuh. Ada pula pelindung termal dan nuklir jika terjadi ledakan.