- Tabligh akbar ini mencerminkan akar religius masyarakat Sultra.
- Semua peserta terlihat berpakaian sopan dan syar’i.
RAHA – Tabligh akbar yang digelar pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sultra Tina Nur Alam dan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, Kamis 21 November, dipadati belasan ribu warga. Alun-Alun Kota Raha yang berukuran tiga kali lapangan sepak bola seakan tak mampu menampung antusiasme masyarakat yang hadir. Sejak pukul 13.00 WITA, warga terus berdatangan, bahkan beberapa tiba lebih awal.
Acara ini menjadi magnet bagi warga, mengingat Tina Nur Alam telah lama menjadi figur yang dinanti kehadirannya. Tabligh akbar ini sekaligus menjadi kampanye perdana pasangan Tina-Ihsan di Kabupaten Muna, yang dikenal dengan julukan “Wite Barakati.”
Rina, seorang warga Kota Raha, mengaku datang terlambat karena harus meminta izin dari tempat kerja. Akibatnya, ia tidak mendapat tempat di bawah tenda dan harus duduk di parkiran beralas semen. Meski demikian, ia tetap bersyukur bisa hadir. “Saya sudah niat sejak seminggu lalu untuk datang. Walaupun tidak di tenda, saya tetap senang,” kata Rina.
La Ode Solihin, pemuda asal Lagasa, memilih menikmati acara dari atas motornya di parkiran. “Saya lebih nyaman di sini, tidak terlalu gerah. Suara orasi politik dan ceramahnya juga jelas terdengar,” ujarnya.
Tabligh akbar ini juga menghadirkan Ustaz Riza Muhammad, dai kondang yang kerap tampil di televisi nasional. Kehadirannya menjadi daya tarik tambahan bagi warga. Wa Ode Anisah, salah seorang peserta, bahkan mempersiapkan diri dengan membawa kipas tangan dan tumbler berisi air dingin. “Senang sekali bisa mendengarkan ceramah langsung dari ustaz yang sering saya tonton di TV,” ujarnya penuh antusias.
Acara ini berbeda dengan kampanye politik lain yang identik dengan konser musik atau perlombaan. Tabligh akbar ini mencerminkan akar religius masyarakat Sultra. Semua peserta terlihat berpakaian sopan dan syar’i, menciptakan suasana yang sejuk di tengah panasnya persaingan politik.
Tina Nur Alam menyampaikan harapannya agar agenda ini menjadi pengingat bahwa pilkada bukan hanya soal pesta demokrasi, tetapi juga upaya menjaga budaya religius masyarakat. “Semoga Allah SWT meridhoi pesta demokrasi ini dan melahirkan pemimpin yang membawa Sultra lebih maju,” kata Tina.
Dalam ceramahnya, Ustaz Riza Muhammad menjelaskan bahwa perempuan boleh menjadi pemimpin dalam urusan muamalah. “Memimpin sholat memang tidak boleh, tapi soal memimpin pemerintahan, itu berbeda,” ujar Ustaz Riza, disambut tepuk tangan peserta.
Tabligh akbar ini menjadi oase di tengah panasnya suhu politik, menegaskan bahwa nilai religius tetap menjadi bagian penting dalam proses demokrasi di Sultra