- Tuntutan disampaikan dalam peringatan Invasi Nazi Jerman ke Polandia 1 September.
- Jerman mengatakan masalah pembayaran reparasi telah ditutup.
JERNIH — Polandia menuntut Jerman membayar reparasi sebesar 1,3 triliun euro, atau Rp 19,2 ribu triliun, akibat penyerbuan dan pendudukan Nazi selama Perang Dunia II.
“Ini jumlah yang signifikan,” kata wakil PM Polandia Jaroslaw Kaczynski, pemimpin Partai Hukum dan Keadilan yang berkuasa saat ini. “Proses mendapatkan reparasi akan panjang dan sulit.”
Jumlah sebesar itu diumumkan pada rilis laporan tentang biaya tahun pendudukan Nazi. Sekitar 30 sejarawan, ekonom, dan pakar lainnya, mengerjakan dokumen itu sejak 2017.
Pemerintah sayap kanan mengatakan Polandia belum diberi kompensasi oleh Jerman. Berlin mengatakan kompensasi telah dibayarkan kepada Blok Timur pada tahun-tahun setelah perang.
Pendudukan Nazi Jerman di Polandia dimulai 83 tahun lalu, dan berlangsung hingga akhir Perang Dunia II pada Mei 1945.
Presiden Andrzej Duda mengatakan Perang Dunia II salah satu tragei paling mengerikan dalam sejarah Polandia. “Bukan hanya mengambil kebebasan kita, menghancurkan negara kita, tapi juga menimbulkan jutaan korban dan kerugian yang tidak dapat diperbaiki,” kata Duda.
PM Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan di Twitter bahwa kerugian perang tidak hanya penyelesaian masa lalu, tapi di atas semua kompensasi untuk melumpuhkan masa depan Polandia.
Dietmar Nietan, pejabat pemerintah Jerman untuk kerja sama Polandia-Jerman, mengatakan bahwa 1 September tetap menjadi rasa besalah dan malu bagi Jerman, yang berkali-kali mengingatkan untuk tidak melupakan kejahatan yang dilakukan Nazi.
Tanggal 1 September diperingati sebagai hari invasi Nazi ke Polandia, dan memicu Perang Dunia II. Nietan menyebutnya sebagai bab tergelap dalam sejarah Jerman, yang terus mempengaruhi hubungan bilateral.
“Rekonsiliasi yang ditawarkan Polandia adalah dasar untuk melihat masa depan bersama di Eropa yang bersatu,” kata Nietan.
Pemerintah Jerman, Kamis 1 September, mengatakan masalah biaya raparasi perang telah ditutup. Pernyataan ini mengacu pada deklarasi 1953, yang menyatakan pemimpin komunis Blok Timur setuju tidak membuat klaim reparasi kepada Jerman.
Deklarasi itu dibuat di bawah tekanan Uni Soviet, dan Warsawa menolak. Uni Soviet tidak ingin dana pembangunan kembali negara-negara Eropa Timur mengalir dari Barat, karena menghancurkan pengaruh Moskwa.
Grzegorz Schetyna, anggota parlemen dari partai oposisi, mengatakan klaim reparasi kepada Jerman hanya permainan politik. Ia justru menegaskan perlunya membangun hubungan baik dengan Berlin.