Polisi akan memintanya untuk segera membuat laporan polisi agar perkara tersebut bisa segera diusut.
JERNIH-Polda Metro Jaya berencana menemui seorang wanita yang mengaku menjadi korban pemerasan dan pelecehan saat menjalani tes cepat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Polisi bermaksud meminta keterangan terkait tulisan wanita yang berinisial LHI tersebut yang viral di media sosial.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Yusri Yunus menyebut, saat ini LHI tengah berada di Bali dan hingga saat ini yang bersangkutan belum juga melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada pihak Kepolisian. Polisi bahkan berencana menemui LHI di Bali.
“Sampai sekarang belum ada laporan polisinya. Kami sudah berkoordinasi, kemarin dia dari Medan sudah ke Bali, dari Bali kami mengundang lagi ke kantor polisi, juga tidak datang, rencana penyidik mau berangkat ke sana jemput bola,” kata Yusri.
Menurut Yusri, meski beberapa kali dihubungi untuk datang melapor namun LHI memberi alasan sibuk bekerja sehingga belum bisa datang ke kantor Polisi.
Rencananya penyidik Polres Bandara Soekarno-Hatta akan meminta keterangan LHI atas postingannya di Twitter dan sekaligus memintanya untuk membuat laporan polisi agar perkara tersebut bisa segera diusut.
“Kita jemput bola ke sana supaya terang benderang perkara ini,” kata Yusri.
Sebelumnya viral di media social Twitter@listongs dimana LHI membagikan cerita terkait dugaan pemerasan dan pelecehan saat menjalani rapid test di Bandara Soetta pada Ahad (13/9/2020).
Dalam postingannya korban melalui akun Twitter @listongs bercerita saat melakukan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta, ia mendapatkan pelayanan yang kurang menyenangkan dari salah seorang tenaga medis.
Disebut oleh korban, oknum tenaga kesehatan yang mengambil sampel tes Covid-19 dirinya tidak hanya meminta “uang tambahan”, tapi juga melakukan pelecehan seksual.
“Bener-bener kaget dan gak bisa ngapa2in, si dokter bajingan ini malah melanjutkan aksinya dengan meraba-raba payudara aku. perasaanku hancur. bener-bener hancur. nangis sekeras-kerasnya dari dalam. bahkan untuk teriak tolong aja gak bisa,” tulisnya dalam postingan tersebut.
Sepekan sebelumnya LHI sudah menjalani rapid test dengan hasil nonreaktif seusai bepergian dari Australia. Oleh sebab itu sebelum berangkat ke Nias LHI percaya diri hasil rapid test-nya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, akan menunjukkan non reaktif juga.
Namun sekitar dua jam sebelum keberangkatan, ternyata hasil pemeriksaan rapid test di bandara menunjukkan hasil reaktif. Dan oknum dokter tersebut menawarkan LHI untuk menjalani tes ulang dan dimanipulasi datanya agar ia bisa tetap terbang ke rute tujuan Nias. Oknum dokter tersebut meminta imbalan sebesar Rp 1,4 juta. (tvl)