“Sesuai laporan yang saya terima, ada dari pihak TNI kena, dari pihak masyarakatnya juga. Nah, ini yang sedang dilakukan investigasi”
JAKARTA – Bentrokan antara prajurit TNI-AD dan petani di kawasan persawahan di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Selasa (4/1/2022) lalu, rupanya bermula saat prajurit TNI-AD melakukan pemasangan plang pemberitahuan di atas lahan tersebut.
“Saat pelaksanaan (pemasangan plang) mendapatkan perlawanan atau pun bentuk penolakanlah dari masyarakat yang ada di situ,” ujar Komandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Danpuspomad), Letnan Jenderal Chandra Warsenanto Sukotjo, di Jakarta, Jumat (7/1/2022).
Menurut Chandra, pemasangan plang pemberitahuan karena Koperasi Kodam I/Bukit Barisan mempunyai hak guna di atas lahan tersebut. Sementara kelompok penolak adalah para petani atau penggarap lahan tersebut.
Ia menambahkan, petani sebagai penggarap lahan memberikan perlawanan terhadap personel TNI, sehingga terjadi aksi dorong-mendorong antara kedua belah belah pihak.
“Sesuai laporan yang saya terima, ada dari pihak TNI kena, dari pihak masyarakatnya juga. Nah, ini yang sedang dilakukan investigasi,”kata dia.
Pihaknya kini tengah melakukan investigasi. Meski begitu, penyelesaian kasus tersebut bisa dilakukan dengan cara mediasi atau pun dialog. Karena itu, menegaskan TNI sama sekali tak menempatkan masyarakat sebagai musuh.
“Masyarakat bukan musuhnya tentara. Tapi ini kembali kita harus secara clear atau obyektif melihat. Kan kalau orang bilang, enggak ada asap kalau enggak ada api. Jadi kita melakukan investigasi untuk melihat kasusnya, kenapa sih awalnya,” katanya.
Sebelumnya, beredar video di media sosial yang memperlihatkan kericuhan, diduga melibatkan petani dan anggota TNI di kawasan persawahan di Deli Serdang, Sumatera Utara.