- Yoon Suk-yeol mundur dari posisi jaksa agung dan menjadi calon presiden atas nasehat dukun.
- Bukti catatan tulis tangan memperlihatkan dukun Noh Sang-won terlibat dalam perencanaan darurat militer.
JERNIH — Situasi politik Korea Selatan (Korsel), pasca darurat militer yang diumumkan tengah malam 3 Desember dan dicabut dini hari 4 Desember oleh Presiden Yoon Suk-yeol, kian menarik. Terutama, sekitar lingkaran dalam presiden dan keterlibtan dukun dalam keputusan darurat militer.
Beberapa tokoh kunci yang terlibat perencanaan darurat militer diduga terkait praktik perdukunan. Korea Times menulis pengungkapan ini meresahkan, sangat menggnggu, dan mengejutan banyak orang.
Salah satunya dukun yang terlibat adalah Noh Sang-won, mantan komandan Komando Intelejen Pertahanan. Ia dipecat secara tidak hormat dari militer tahun 2018 karena melakukan pelecehan seksual terhadap seorang perwira wanita.
Noh dilaporkan terlibat aktivitas perdukunan, tapi masih belum jelas apakah dia melakukan proses shinerim — panggilan spiritual untuk menjadi dukun tradisional. Yang pasti, dia — bersama sejumlah dukun — mendirikan bisnis perdukunan.
Pertengahan Desember 2024, saat penggeledehan polisi terhadap bisnis perdukunan Noh di Propinsi Gyeonggi, penyelidik menemukan catatan tulis tangan 60 halaman berisi materi rencana darurat militer yang gagal.
Dalam buku tertera frasa ‘blokade Majelis Nasional, serta sejumlah nama politisi, pemimpin agama, anggota serikat buruh, dan hakim.
Meski telah menjalankan bisnis perdukunan, Noh masih sering mengunjungi dukun lain untuk meminta petunjuk tentang nasibnya, dan apakah rendananya akan berhasil.
Seorang wanita dukun mengatakan; “Noh sangat terampil membaca peruntungan, tapi sering datang kepada saya. Sebab, saya adalah dukun yang menerima panggilan spiritual.”
Antara Februari 2022 sampai Januari 2024, Noh mengunjungi wanita dukun itu 30 kali.
Noh pernah menunjukan foto mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, tokoh kunci darurat militer dan bertanya; “Saya mencoba menciptakan sesuatu dengannya. Apakah menurutmu orang ini tidak akan mengkhianati saya jika tetap bersamanya sampai akhir?
Presiden Yoon, Istri, dan Dukun
Pengungkapan juga membeberkan kecurigaan bahwa Yoon Suk-yeol dan istri sangat tergantung pada peramal dan ritual perdukunan. Itu dilakukan jauh sebelum keduanya menjadi presiden dan first lady.
Jeon Seong-bae, biksu Buddha dan dukun, terlibat dalam kampanye presiden Yoon Suk-yeol selama 2022. Geon Jin, demikian nama populer Jeon Seong-bae, pernah menjabat sebagai penasehat Covana Contents — perusahaan seni yang dikelola Kim Keon Hee, istri presiden.
Saat menjabat jaksa agung, Yoon Suk-yeol diperkenalkan dengan Geon Jin oleh Kim Keon Hee. Geon Jin membantu Yoon Suk-yeol membuat keputusan akhir untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Setelah itu, Geon Jin mengambil peran sebagai mentor.
“Setiap Yoon perlu membuat keputusan atau menyelesaikan masalah, ia meminta saran saya, dan saya memberi jawaban,” kata Geon Jin.
Pertengahan Desember 2024, kehadiran Geon Jin diketahui publik saat didakwa jaksa menerima dana politik ilegal tahun 2018. Jaksa penuntut sedang menyelidiki apakah dia menerima uang itu sebagai suap. Geon Jin mengatakan uang itu adalah biaya doa.
Ceramah Dukun, Kebijakan Negara
Cheon Gong, dukun lainnya, juga mengklaim telah menasehati Yoon untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Sebelum debat presiden Oktober 2021, Yoon — kandidat presiden dari partai konservatif — mengaku bertemu Cheon Gong.
Sebagai dukun modern, Cheon Gong mengunggah ceramahnya di YouTube, dan konten ceramahnya terkadang sejalan dengan tindakan pemerintahan Yoon. Ini memicu kecurigaan Cheon Gong, meski tidak lagi sering bertemu, masih memiliki pengaruh.
Media Korsel juga melaporkan ibu negara telah lama mendalami praktik ramalan dan perdukunan. Laporan terbaru menyebutkan setelah menerima tas tangan Dior dari seorang pendeta dan menjadi perbincangan publik, ibu negara menemui seorang dukun untuk bertanya; Apakah saya akan masuk penjara?”
Seorang komentator politik, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan; “Merupakan hal umum bagi politisi besar, terutama kandidat presiden, terlibat takhayul. Dalam kasus Yoon dan Kim, tingkatnya ekstrem.”