- Intelejen dari salah satu negara Eropa Timur mengingatkannya akan kemungkinan revolusi warna.
- Presiden Vucic tak bergeming dengan kebijakan luar negeri Serbia yang independen.
JERNIH — Presiden Serbia Aleksander Vucic, Minggu 4 Juni 2023, mengatakan menerima 200 ancaman pembunuhan stiap hari dan dia percaya semua itulah konsekuensi tugas kepresidenan.
“Saya ini presiden republik, tugas saya menghadapi ancaman pembunuhan,” kata Vucic dalam pengarahan ketika diminta mengomentari patung mirip dirinya yang digantung pada pawai oposisi, Sabtu 3 Juni.
“Saya tidak tahu apakah itu dapat dituntut secara resmi atau pribadi. Bagi saya, ada lebih 200 ancaman pembunuhan setiap hari yang saya terima,” lanjutnya.
Presiden Vucic juga mengatakan bosan dengan kebohohongan bahwa seseorang dari luar membawa patung itu ke rapat umum. Ia juga menegaskan tugasnya adalah menghadapi tindakan kotor dan keji seperti itu.
Sabtu lalu, oposisi Serbia menggelar pawai dan unjuk rasa kelima di Beograd — ibu kota Serbia. Meski tidak ada data resmi tentang jumlah peserta pawai, media oposisi menyebutkan pawai dihadiri 10 ribu orang.
Beberapa aktor, presenter TV, dan politisi yang menentang partai berkuasa tampil di depan khalayak dan berbicara.
Pada 26 Mei, unjuk rasa terbesar mendukung Vucic berlangsung di Beograd, dengan jumlah peserta 200 ribu. Keesokan hari, presiden mengumumkan pengunduran diri sebagai pemimpin Partai Progresif Serbia yang berkuasa. Ia mengusulkan wakil perdana menteri Milos Vucevic sebagai penggantinya.
Intelejen dari sekutu Serbia, salah satu negara Eropa Timur, memperingatkan kemungkinan revolusi wargana. Vucic tak bergeming dan tetap mempertahankan kebijakan luar negeri yang independen.
Vucic juga menuduh lawan politiknya menggunakan emosi masa atas dua penembakan massal baru-baru ini, untuk mencapai tujuannya.