Site icon Jernih.co

Pria Lumpuh Ini Mencuit di Twitter Hanya dengan Otak yang Ditanami Microchip

Philip O'Keefee, orang pertama yang bisa mencuit di Twitter hanya dengan pikirannya.

Perangkat Stentrode, yang panjangnya 40mm, kecil serta fleksibel, dapat dengan aman melakukan perjalanan melalui saluran darah yang melengkung di otak. Menurut para peneliti, prosesnya sebanding dengan alat pacu jantung dan tidak memerlukan operasi otak terbuka.

JERNIH–Synchron, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam penelitian otak dan komputer, mengumumkan kemajuan besar dalam implan microchip, awal pekan ini. Seorang pria cacat dapat “mencuit” pertama kalinya di Twitter, menggunakan pikirannya, langsung ke komputer.

Philip O’Keefe, seorang penderita penyakit saraf motorik dengan microchip yang ditanamkan di otaknya, menyelesaikan tugas tersebut. Menurut situs berita Express, O’Keefe didiagnosis menderita ALS, sejenis penyakit yang merusak neuron motorik. Philip menerima chipnya pada April 2020, dan pada 23 Desember, ia “berbagi” idenya dengan komputer.

Philip mengungkapkan terobosan itu di utas Twitter. “Halo, dunia! Tweet singkat. Kemajuan yang monumental,” katanya.

Banyak orang di internet terkejut dengan berita itu. Dr Christopher Kellner bahkan bertanya bagaimana Philip bisa mengendalikan pikiran apa pun yang dia ketik. Philip menyatakan bahwa dia bisa men-tweet menggunakan BCI (brain-computer interface).

Philip mengatakan, dia tidak memerlukan penekanan tombol atau instruksi suara. Sebaliknya, seluruh tweet disusun hanya dengan pikiran. Philip juga mengungkapkan harapannya bahwa pengalamannya suatu hari nanti memungkinkan orang untuk menge-Tweet melalui pemikiran mereka.

Tak lama kemudian, Oxley memulihkan kendali atas akun Twitter-nya. Dia mengucapkan selamat kepada Philip atas keterlibatannya, yang mencakup tujuh tweet dan beberapa “like” selama acara berlangsung.

Oxley juga mentweet tentang neuroprostesis motorik Philip dalam tweet lanjutan. Dia mengirim tautan ke artikel komprehensif tentang masalah ini.

Ketika seseorang lumpuh, mereka kehilangan kendali atas hidup mereka. Karena mereka tidak dapat menggunakan anggota tubuh mereka, mereka tidak dapat melakukan tugas yang berhubungan dengan pekerjaan.

Menurut Mirror, Philip adalah orang pertama yang berinteraksi secara efektif dengan dunia di media sosial melalui pemikiran langsung. Itu dimungkinkan oleh antarmuka otak-komputer Stentrode, yang juga dikenal sebagai implan microchip, yang mengevaluasi impuls otaknya dan membantu menjalankan perintah.

Pencapaian yang luar biasa ini tidak diragukan lagi layak untuk dirayakan. Penting untuk dicatat bahwa teknologi seperti ini dapat membantu individu yang lumpuh.

DailyMail mengatakan pasien mampu mencapai akurasi klik rata-rata 92 persen dan 93 persen dan tingkat mengetik 14 dan 20 huruf per menit menggunakan antarmuka otak-komputer Stentrode. Pembuluh arteri, yang dikemas dengan sensor yang menangkap aktivitas, digunakan sebagai jalan raya alami menuju otak oleh para peneliti.

Sinyal-sinyal ini kemudian ditransfer melalui perangkat telemetri ke komputer kecil yang ditempelkan di dada pasien, yang menafsirkan tindakan pasien di komputer terdekat, seperti SMS, email, dan belanja online.

Hasil positif datang ketika banyak bisnis bekerja keras untuk membangun chip otak pertama, termasuk Neuralink-nya Elon Musk, yang hanya menunjukkan gadgetnya pada seekor babi.

Perangkat Stentrode, yang panjangnya 40mm dan kecil serta fleksibel, dapat dengan aman melakukan perjalanan melalui saluran darah yang melengkung di otak. Menurut para peneliti, prosesnya sebanding dengan alat pacu jantung dan tidak memerlukan operasi otak terbuka.

Sensor ditempatkan melalui pembuluh darah dan ke dalam perangkat telemetri internal yang terhubung ke pemancar nirkabel yang ditempelkan ke dada pasien setelah chip ditanamkan. Sensor mengumpulkan aktivitas otak dan mengirimkannya ke pemancar, menerjemahkannya ke dalam operasi komputer.

Pelacak mata juga disertakan dalam sistem untuk menavigasi kursor di layar komputer. [ScienceTimes.com]

Exit mobile version