Site icon Jernih.co

Rais Aam PBNU Jangan Rangkap Jabatan

Tujuannya, agar Akhyar bisa fokus dalam pembinaan dan pengembangan jamaah NU ke depan. Secara pribadi, Zainal bilang, telah menyampaikan hal tersebut kepada Miftachul.

JERNIH- KH Miftachul Akhyar menyambut baik keputusan Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) yang bermufakat menunjuk dirinya sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026, melalui Muktamar NU ke 34 di Lampung, Kamis malam (23/12) kemarin.

Dia bilang, hanya bisa menerima keputusan dan tak bisa membantah hasil musyawarah dan mufakat tim AHWA yang terdiri dari sembilan Kyai sepuh NU.

“Rasanya hanya seperti seorang yang salah meminum obatnya, lolak lolok,” kata Miftachul dalam sambutannya, Jumat (24/12) dini hari seperti diberitakan Kompas.

Akhyar sendiri, terpilih sebagai Rais Aam PBNU untuk kedua kalinya. Sebelumnya, dia menempati posisi sama sekaj 2016 berdasar hasil Muktamar ke 33 di Jombang, Jawa Timur.

“Tugas-tugas yang akan kami sampaikan dalam lima tahun yang akan datang adalah keputusan-keputusan program yang telah diputuskan melalui komisi-komisi dan semua yang telah diputuskan oleh muktamar, itulah acuan-acuan saya dan teman-teman nanti di dalam menjalankan roda PBNU selama lima tahun,” kata Miftachul.

Selain menjabat Rais Aam PBNU di periode sebelumnya dan kini terpilih kembali, Akhyar juga menduduki posisi sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menyikapi hal tersebut, Zainal Abidin yang membacakan keputusan tim AHWA memilih kembali Miftachul, meminta agar Rais Aam tersebut tak rangkap jabatan.

“Kalau ingin menjadi rais aam NU 2021-2026, diharapkan untuk tidak rangkap jabatan di organisasi yang lain,” kata Zainal.

Tujuannya, agar Akhyar bisa fokus dalam pembinaan dan pengembangan jamaah NU ke depan. Secara pribadi, Zainal bilang, telah menyampaikan hal tersebut kepada Miftachul.

“Lalu kami berdiskusi, berdialog dengan Rais Aam terpilih, beliau berkata dengan sangat santun sekali, sami’na wa ato’na’,” kata Zainal melanjutkan.[]

Exit mobile version