- Anwar Ibrahim memenangkan persaingan mengumupulkan 112 kursi untuk membentuk pemerintahan.
- Etnis Melayu di pedesaan khawatir kehilangan hak-hak istimewa akibat politik pluralisme Anwar Ibrahim.
JERNIH — Raja Malaysia aja Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, Kamis 24 November, menunjuk oposisi reformis Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri (PM), mengakhiri ketidak-pastian politik pasca pemilihan umum tanpa pemenang.
“Setelah mempertimbangkan berbagai pandangan, Yang Mulia Penguasa Melayu setuju mengangkat Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri Malaysia ke-10,” demikian pernyataan resmi Istana Kerajaan Malaysia.
Pemilu Malaysia tidak menghasilkan kursi mayoritas di parlemen, yang membuat Anwar Ibrahim dan mantan PM Muhyidin Yassin sibuk mencari partner koalisi untuk membentuk pemerintahan.
Perikatan Harapan, partai Anwar Ibrahim, meraih 82 dari 222 kursi parlemen. Muhyiddin Yassin berada di belakangnya dengan 73 kursi. Partai Islam se-Malaysia (PAS) meraih 49 kursi.
Koalisi Barisan Nasional, yang didominasi Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) pimpinan PM Ismail Sabri, mengalami kemunduran hebat dengan hanya meraih 30 kursi.
Raja Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memberi batas waktu sampai Selasa 22 Novemper kepada Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin untuk membentuk aliansi beranggotakan 112 kursi.
Anwar Ibrahim muncul sebagai pemenang setelah partai-partai kecil mendukungnya membentuk pemerintahan. Penunjukan Anwar Ibrahim setidaknya meredakan kecemasan akan Islamisasi lebih besar di negara multiras, seperti terlihat saat Muhyiddin Yassin berkuasa.
Perjuangan Tiada Akhir
Sejak Mahathir Mohammad berkuasa, Anwar Ibrahim kerap disebut sebagai perdana menteri Malaysia berikut. Sesuatu terjadi. Anwar Ibrahim dipecat dari posisi deputi PM, dan dipenjara dengan dakwaan sodomi.
Keluar penjara, Anwar Ibrahim kembali ke kancah politik sebagai oposisi. Bersama istri dan anaknya, Anwar Ibrahim melewati semua pertarungan politik.
Pada saat bersamaan lanskap politik Melayu terpecah. Koalisi Barisan Nasional, yang didominasi UMNO. kehilangan kepercayaan di banyak wilayah tradisionalnya. PAS perlahan-lahan meperoleh simpati jauh di luar basis tradisionalnya.
Bahkan, PAS meraih kursi di Penang — wilayah tradisional Keluarga Anwar Ibrahim. Di sini, PAS mengalahkan Nurul Izzah, putri Anwar Ibrahim.
Penunjukan Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri diharapkan mengakhiri ketidakstabilan politik di negara berpenduduk 33 juta. Namun, penunjukan Anwar Ibrahim menimbulkan kekhawatiran Melayu pedesaan, yang selama ini menikmati hak istimewa.
Isu pluralisme yang digunakan Anwar Ibrahim bukan tidak mungkin mendegradasi hak-hak politik Melayu.