Struktur bagian kaki yang lemah memudahkan angin mengempaskan replika ini. Dampaknya, kepala patung Liberty pun terlepas dari badannya. Wah!
WWW.JERNIH.CO – Pada Senin, 15 Desember 2025, sebuah simbol kemegahan buatan manusia di Brasil Selatan harus tunduk pada kekuatan alam. Replika Patung Liberty setinggi 24 meter—yang menjadi ikon tak terpisahkan dari toko ritel besar, Havan—ambruk total setelah diterjang badai kencang dan angin ekstrem.
Insiden dramatis ini, yang terjadi di area parkir Megastore Havan di Guaíba, sebuah kota di negara bagian Rio Grande do Sul, segera menjadi tontonan viral di media sosial, menunjukkan betapa rapuhnya struktur komersial menghadapi murka cuaca.

Patung Liberty di Guaíba ini adalah salah satu dari banyak replika yang didirikan oleh Havan di seluruh Brasil sebagai strategi pemasaran untuk menarik perhatian. Replika ini bukanlah Patung Liberty yang legendaris di New York, melainkan sebuah struktur komersial yang berfungsi sebagai penanda dan reklame.
Patung ini dibangun pada 2020. Didirikan guna memudahkan konsumen yang hendak mencari toko Havan.
Havan dapat digambarkan sebagai jaringan ritel yang sangat ikonik dan dikenal luas di Brasil, namun reputasinya lebih didasarkan pada visibilitas dan kontroversi daripada status “legendaris” yang didapatkan dari sejarah atau tradisi panjang layaknya toko serba ada bersejarah lainnya.
Citra Havan ditopang oleh beberapa elemen kunci arsitektur unik tokonya yang banyak mengadopsi gaya Neogreka—sering kali menyerupai bangunan ikonik Amerika seperti Gedung Putih—serta strategi pemasaran agresif yang paling terkenal adalah penggunaan puluhan replika Patung Liberty setinggi puluhan meter sebagai landmark di depan cabang-cabangnya.
Di samping itu, keterlibatan politik sang pemilik, Luciano Hang, dalam isu-isu nasional turut memperkuat branding Havan, menjadikannya merek ritel yang mencolok namun sering memicu perdebatan di ruang publik Brasil.
Peristiwa robohnya patung bermula ketika badai kuat tiba-tiba menyapu wilayah selatan Brasil, setelah terjadinya front dingin. Angin dilaporkan bertiup dengan kecepatan tinggi, diperkirakan mencapai 80 hingga 90 kilometer per jam. Struktur patung, yang diketahui terbuat dari material ringan, tidak mampu menahan tekanan aerodinamis yang sangat besar.
Detik-detik kejatuhan terekam jelas: replika Patung Liberty tersebut terlihat mulai miring secara cepat sebelum akhirnya tumbang dan menghantam tanah. Peristiwa ini dengan cepat dikonfirmasi oleh otoritas setempat bahwa penyebab utama robohnya adalah cuaca ekstrem yang melampaui batas ketahanan desain struktur.
Begitu ambruk, dampak yang terlihat cukup parah; patung hancur berkeping-keping, dengan bagian kepala mengalami kerusakan paling parah. Meskipun perusahaan pemilik patung mengisyaratkan akan melakukan evaluasi teknis lebih lanjut, konfirmasi dari pihak berwenang menegaskan bahwa hembusan angin yang tiba-tiba dan sangat kuat adalah pemicu utamanya.
Di tengah kehancuran material, kabar baiknya adalah tidak ada korban jiwa maupun luka-luka yang dilaporkan. Wali Kota Guaíba, Marcelo Maranata, segera mengonfirmasi melalui media sosial bahwa area di sekitar patung telah diisolasi dengan baik, sehingga berhasil mencegah jatuhnya korban dari pihak warga maupun pengunjung toko.
Insiden ini, selain menjadi kerugian komersial bagi Havan, juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya ketahanan infrastruktur di wilayah yang semakin rentan terhadap perubahan pola cuaca dan bencana alam. Kejatuhan simbol setinggi 24 meter ini adalah pelajaran nyata tentang batasan kekuatan desain buatan manusia ketika berhadapan dengan kekuatan alam yang tak terduga.(*)
BACA JUGA: Asteroid Sebesar Dua Kali Patung Liberty akan Melintasi Bumi