LONDON — Pelanggan pub dan restoran di Inggris mungkin diminta untuk mendaftar ketika masuk. Kemungkinan ini muncul menyusul rencana pembukaan kembali sektor perhotelan di Inggris.
The Guardian mengabarkan, Sekretaris Kementerian Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan bahwa pihaknya tidak mengesampingkan opsi pengunjung harus mendaftar ketika memasuki pub dan restoran.
“Saya tidak akan mengesampingkan hal itu. Ada negara-negara lain di dunia yang mengambil pendekatan itu,” ungkapnya.
Ia juga mengkonfirmasi bahwa pemerintah berharap untuk membuka kembali pub dan restoran pada 4 Juli, sejalan dengan rencana Perdana Menteri (PM) Boris Johnson.
“Dalam rencana itu disebutkan bahwa pada sekitar 4 Juli kami akan mengambil tindakan lebih lanjut jika aman untuk melakukannya,” tambahnya.
Diwartakan Shropshire Star, nantinya pengunjung bar atau pub mungki diminta untuk mengisi data di buku tamu secara lengkap dan detil.
Demikian pula pengunjung restoran yang melakukan pemesanan sebelumnya, mereka mungkin diharuskan menyebutkan data diri selengkap mungkin agar mempermudah petugas melacak bilamana terdapat kasus COVID-19 baru di tempat tersebut.
Di Selandia Baru, masyarakat menggunakan ponsel mereka untuk memindai kode ketika mereka pergi ke outlet perhotelan.
Hal ini dilakukan untuk membangun ‘buku harian digital’ di mana mereka berada. Jika muncul kasus baru COVID-19, siapa pun yang berada di outlet yang sama dapat dihubungi dengan mudah.
Aturan jarak sosial 2 meter yang diterapkan pemerintah Inggris diperkirakan akan berakhir minggu ini, mungkin pada hari Selasa.
Simon Case, Sekretaris PM Inggris, menyatakan pihaknya telah mempertimbangkan tak hanya saran ilmiah tetapi juga dampak dari aturan tersebut terhadap ekonomi.
Industri perhotelan telah melobi pemerintah untuk melonggarkan aturan 2 meter. Mereka memperingatkan bahwa hal itu akan membuat banyak bisnis tidak ekonomis bahkan ketika mereka diizinkan untuk membuka kembali – dan memicu gelombang baru hilangnya pekerjaan.
Mereka berhadap batasan 2 meter dapat diganti dengan aturan “1 meter plus”, yang akan memungkinkan masyarakat untuk lebih dekat bersama, jika tindakan pencegahan keselamatan lainnya dilakukan.
Ditanya apakah penata rambut akan dimasukkan dalam rencana pembukaan kembali, Hancock mengatakan perlu cara aman dalam potong rambut.
“Banyak negara memang membutuhkan potong rambut: kita perlu melakukan itu dengan cara yang aman,” kata Hancock, sebagaimana dilaporkan The Guardian.
Data dari worldometer menunjukan kasus positif COVID-19 di Inggris mencapai 304.331 kasus per 21 Juni 2020 pukul 17.35 waktu GMT.
Selama pandemi Covid-19, beberapa pejabat Inggris telah dinyatakan positif, diantaranya : PM Boris Johnson, Menteri Kesehatan Inggris Nadine Dorries dan Pangeran Charles.