Site icon Jernih.co

Rezim Bashar al-Assad Tumbang, Ribuan Pendukung Hengkang, Jenderal-jenderal Menghilang

JERNIH — Sejak 2011, setelah demo damai kelompok oposisi direspon rezim Presiden Bashar dengan pembantaian, hampir satu juta orang lari dari Suriah. Mereka menyemut di Turki dan Lebanon, lainnya melanjutkan perjalanan ke berbagai negara di Eropa.

Kini, setelah Presiden Bashar Assad terguling, ratusan ribu pengungsi politik itu kembali ke Suriah. Mereka meninggalkan tenda-tenda pengungsi di Lebanon dan perbatasan Turki. Saat yang sama, dalam suasana senyap, ribuan pendukung Bashar al-Assad meninggalkan Suriah dengan berbagai cara.

Mengutip dua pejabat keamanan Lebanon, situs aawsat.com memberitakan lebih 5.000 penduduk Suriah pro-Bashar Assad yang mengungsi ke Lebanon melanjutkan perjalanan dari Bandara Beirut. Sebagian besar dari mereka adalah orang biasa.

Sekitar 3.000 lainnya, yang masuk dari pintu perbatasan Masnaa, diperkirakan masih berada di Lebanon. Berbeda dengan pengungsi anti-Bashar yang menyemut di tenda-tenda, 3.000 orang ini mendiami hotel-hotel mewah di pinggiran Beirut.

Mendagri (sementara) Suriah Bassam Mawlawi mengatakan awal pekan ini tidak ada mantan pejabat Suriah memasuki Lebanon melalui perbatasan resmi.

Sebagai upaya mencegah anggota pemerintahan Bashar Assad melarikan diri, pejabat keamanan Lebanon memerintahkan perwira yang bertanggung jawab atas pintu perbatasan Masnaa untuk berlibur. Pejabat itu memiliki kaitan keluarga dengan salah satu saudara laki-laki Bashar Assad.

Namun Rami Abdurrahman, ketua Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan beberapa perwira senior rezim lama mencapai Lebanon dengan dokumen perjalanan palsu, lainnya diperkirakan sembunyi di kampung halaman.

Jenderal-jenderal yang Hilang

Di antara mereka yang meninggalkan Suriah dengan dokumen palsu adalah Mayjen Ali Mamlouk. Ia adalah penasehat keamanan al-Assad dan mantan kepala intelejen. Ia diburu di Lebanon atas dua ledakan di kota Tripoli utara tahun 2012 yang menewaskan puluhan orang.

Mamlouk juga dicari di Prancis, setelah pengadilan in absentia memvonisnya penjara seumur hidup. Ia dinyatakan bersalah atas kejahatan perang. Bersama beberapa pejabat keamanan lainnya, Mamlouk terlibat dalam penangkapan pria Prancis-Suriah dan putranya tahun 2013, serta penyiksaan dan pembunuhan.

Abdurrahman mengatakan Mamlouk melarikan diri ke Lebanon, dan kemungkinan berada di bawah perlindungan Hizbullah.

Selain Mamlouk, orang paling dicari adalah Brigjen Suheil al-Hassan. Ia komanan Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25, dan kepala Pasukan Khusus Suriah yang menjadi kunci banyak kemenangan pemerintah Bashar al-Assad dalam pertempuran di Aleppo dan pinggiran timur Damaskus.

Al-Hassan memiliki hubungan dekat denagn Rusia. Saat berkunjung ke Suriah, Presiden Vladimir Putin menyampaikan pujian kepada Ali Hassan. Kini, Ali Hassan lenyap dan sulit dilacak.

Mayjen Hussam Luka. Ia tidak terlalu terkenal, karena posisinya sebagai kepala dinas intelejen Direktorat Keamanan Umum membuatnya tidak muncul di depan publik. Namun, ia pemain utama dalam penindasan kelompok oposisi di kota Homs.

Luka dikenai sanksi AS dan Inggris atas pernah brutalnya. Sebagai intelejen, Luka tahu bagaimana cara lari dan menghilang.

Jagal Daraya, begitu sebutan untuk Mayjen Qahtan Khalil, juga menghilang bak ditelah Bumi. Ia adalah kepala Dinas Intelejen Angkatan Udara. Ia memimpin serangan di pinggiran Damaskus tahun 2012, yang menewaskan ratusan orang.

Pejabat rezim Bashar al-Assad yang juga menghilang adalah Menyen (Purn) Jamil Hassan, mantan kepala Dinas Intelejen AU yang bertanggung jawab atas serangan di Daraya. Menteri Pertahanan Letjen Ali Abbas dan Mayjen Bassam Merhej al-Hassan, kepala kantor Bashar al-Assad, juga menghilang.

Exit mobile version