- Dari rumah ini Al Capone diduga memerintahkan Pembantaian Hari Valentine.
- Di rumah ini Al Capone terlihat kali terakhir sebelum tewas akibat serangan jantung.
- Rumah ini adalah simbol sejarah kejahatan dan mafioso di AS.
JERNIH — Rumah Miami, begitu publik menyebut kediaman terakhir gembong mafia Al Capone sebelum tewas akibat serangan jantung, selamat dari pembongkaran setelah warga bekampanye dan menggelar petisi.
Properti itu dibeli Todd Glaser dan Nelson Gonzalez, Agustus 2021 lalu, dengan harga 10,75 juta dolar AS, atau Rp 153,2 miliar. Pada 24 September, rumah bersejarah itu dijajakan dengan harga Rp 15,5 juta dolar AS, atau Rp 221 miliar.
Glaser, seperti diberitakan Wall Street Journal, berencana merobohkan bangunan seluas 7.500 kaki, atau 2.286 meter, persegi untuk pembangunan gedung modern.
Al Capone
Alphonse Gabriiel, yang kemudian dikenal dunia sebagai Al Capone, adalah gengster AS paling populer. Ia membangun reputasinya lewat bisnis ilegal; minuman keras dan pelacuran, di Chicago antara 1920 sampai 1931.
Ia salah satu pendiri Chicago Outfit, organisasi gengster selama era Pelarangan di Chicago. Ia memimpin organisasi ini selama tujuh tahun, sampai dijebloskan ke penjara pada usia 33 tahun
Capone lahir tahun 1899 di New York dari orang tua imigran Italia. Ia membentuk diri sebagai gengster sejak remaja; bergabung dengan Five Points Geng dan menjadi penjaga di rumah pelacuran yang dikelola mafia.
Awal usia 20, ia pindah ke Chicago dan menjadi pengawal terpercaya Johny Torrio, pemimpin sindikat kriminal pemasok alkohol ilegal yang secara politis dilindungi Unione Siciliana.
Torrio pensiun setelah perang antar-geng nyaris membunuhnya. Ia menyerahkan kendali organisasi kepada Capone. Dari sini, Capone membangun reputasinya.
Sebagai gengseter, Al Capone memiliki segalanya; berdarah dingin dan orang-orang setia. Ia dianggap bertanggung jawab atas Pembantaian Hari Valentina untuk melenyapkan Bugs Moran dan North Side Gang.
Moran adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian itu. Pemimpin North Side Gang lainnya; Weiss dan Vincent Drucci, terbunuh.
Tidak diketahui berapa korban tewas dalam pembantaian itu. Yang pasti, nyaris seluruh anggota North Side Gang tewas.
Namun, bukan itu yang paling penting. Pembantaian ini memperlihatkan kecerdikan Al Capone mendekati lawannya, yaitu dengan memerintahkan tujuh anak buahnya mengenakan seragam polisi.
Saat pembantaian terjadi, Capone berada di Florida — di rumah yang sempat akan dibongkat pengembang.
Petisi
Ketika terdengar kabar rumah Al Capone akan dibongkar pengembang, warga Miami mengorganisir diri. Mereka membuat petisi, yang ditanda-tangani 25 ribu orang.
“Pantai Miami berisiko kehilangan bagian penting sejara lokal,” tulis penyelenggara petisi. “Bukan hanya sejarah lokal, tapi juga sajarah AS.”
Menurut pembuat petisi, rumah pengganti villa Capone akan memiliki dampak negatif jangka panjang kepada masyarakat. Pengembang menarik aplikasi mereka ke Dewan Peninjau Desain lokal — sekumpulan orang yang berwenang memutuskan apakah rumah lama boleh dirobohkan atau tidak.
Al Capone membeli rumah itu, dengan tujuh kamar tidur dan kamar mandi, tahun 1928 — enam tahun setelah dibangun — dengan harga 40 ribu dolar AS.
Tahun 2015 rumah itu direnovasi, tapi gak mengubah arsitektur lama. Sejak 2018 rumah keluar masuk pasar properti.
Al Capone betah tinggal di sini. Rumah bergaya kolonial Spanyol itu menghadap ke Teluk Byscayne, dengan pantai pribadi, pos jaga, dan kolam renang besar dengan cabana.
Vila Al Capone memenuhi kriteria lanskap tropis yang terdiri dari tiga struktur terpisah; rumah utama, rumah tamu, dan rumah kolam renang.