Site icon Jernih.co

Ribuan Penerbangan di AS Lumpuh Akibat Pengawas Lalu Lintas Udara Belum Digaji

JERNIH – Kekacauan melanda bandara-bandara utama di Amerika Serikat. Ribuan penerbangan mengalami penundaan dan pembatalan besar-besaran karena lonjakan ketidakhadiran di kalangan pengawas lalu lintas udara (air traffic controllers). Para pekerja telah lebih dari sebulan tanpa dibayar akibat penutupan operasional pemerintah AS (government shutdown) yang memecahkan rekor.

Penutupan pemerintah AS—yang memasuki hari ke-35 pada Selasa (5/11/2025), menyamai rekor terpanjang dalam sejarah—telah memaksa sekitar 13.000 pengawas lalu lintas udara untuk bekerja sebagai “pekerja esensial” tanpa menerima gaji sejak 1 Oktober.

Menurut Administrasi Penerbangan Federal (FAA), lonjakan ketidakhadiran pekerja ini memaksa mereka untuk mengurangi arus lalu lintas udara di AS demi menjaga standar keselamatan. “Penutupan harus diakhiri dan para pengawas ini menerima gaji sehingga para pelancong dapat menghindari gangguan dan penundaan lebih lanjut,” tegas FAA melalui platform X (sebelumnya Twitter).

Dampak dari stres dan kelelahan (immense stress and fatigue) yang dialami para pengawas udara ini langsung terasa. Menurut FlightAware, lebih dari 16.700 penerbangan ditunda dan 2.282 penerbangan dibatalkan dari Jumat hingga Minggu. Penundaan berlanjut hingga Senin malam, dengan lebih dari 4.000 penundaan dan 600 pembatalan tercatat di bandara-bandara besar seperti Chicago O’Hare, Dallas Fort Worth, Denver, dan Newark.

FAA melaporkan, separuh dari 30 fasilitas inti (Core 30) di bandara utama AS mengalami kekurangan staf. Kondisi terparah terjadi di bandara wilayah New York, di mana angka ketidakhadiran mencapai 80 persen.

Prioritas Keselamatan dan Dilema Pekerja

Menteri Transportasi AS, Sean Duffy, mengonfirmasi bahwa penundaan tersebut merupakan langkah sengaja untuk mempertahankan keselamatan penerbangan. “Kami bekerja lembur untuk memastikan sistem aman. Dan kami akan memperlambat lalu lintas, Anda akan melihat penundaan, kami akan membatalkan penerbangan demi memastikan sistem ini aman,” kata Duffy kepada CBS News.

Duffy juga menanggapi laporan mengenai pengawas lalu lintas udara yang sengaja mengambil cuti untuk mencari pekerjaan sampingan demi menghidupi keluarga mereka. Ia menolak untuk memberikan sanksi.

“Ketika mereka mengambil keputusan untuk memberi makan keluarga mereka, saya tidak akan memecat pengawas lalu lintas udara,” ujarnya, menyoroti dilema kemanusiaan di balik krisis politik ini.

Saat ini, sedikitnya 670.000 pegawai federal sipil terpaksa dirumahkan tanpa gaji (furloughed), sementara sekitar 730.000 orang lainnya, termasuk pengawas udara, dipaksa bekerja tanpa kejelasan kapan gaji mereka akan dibayarkan. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana kebuntuan politik di Washington secara langsung mengancam keselamatan infrastruktur vital dan merobek jaring pengaman ekonomi ribuan pekerja AS.

Exit mobile version