Site icon Jernih.co

Ribuan Tentara Amerika Ditahan di Kuwait Akibat Corona

JAKARTA – Pada awal Januari 2020, Amerika mengirim sebanyak 3.500 penerjun payung tambahan ke Timur Tengah setelah munculnya ketegangan yang terjadi, pasca terbunuh perwira militer senior Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani (Ghasem Soleimani) dalam serangan pesawat tak berawak milik Pentagon.

Pengiriman ribuan pasukan ke Timur Tengah untuk mencegah Iran setelah pergerakan semua pasukan AS di luar negeri. Namun hal tersebut dibekukan selama 60 hari, karena penyebaran pandemi coronavirus, yang berarti penempatan mereka diperpanjang.

Sekitar 3.500 tentara dari Divisi Lintas Udara ke-82 kini ditempatkan ke Kuwait , tempat Amerika mengoperasikan beberapa pangkalan militer.

Ditulis media militer Amerika, sekitar 800 anggota layanan kembali ke North Carolina pada bulan Februari, tetapi 2.700 tentara yang tersisa sekarang terjebak di Kuwait karena coronavirus.

Menteri Pertahanan, Mark Esper beberapa waktu lalu telah memerintahkan menghentikan semua pergerakan pasukan di luar negeri selama 60 hari dalam upaya untuk menahan penyebaran pandemi

“Ini bukan penyebaran biasa. Benar-benar tidak ada pemberitahuan,” katanya.

Sejauh ini dilaporkan satu tentara telah diisolasi setelah menunjukkan gejala Covid-19, tetapi akhirnya dinyatakan negatif. Sementara, 23 orang telah didiagnosis menderita COVID-19 di USS Theodore Roosevelt, sebuah kapal induk yang beroperasi di Laut Filipina. Seluruh kru sekitar 5.000 bakal dikarantina di fasilitas Angkatan Laut di Guam sesuai kebutuhan.

Penjabat Sekretaris Angkatan Laut, Thomas B. Modly telah mengkonfirmasi ada 133 kasus COVID-19 yang dilaporkan di Angkatan Laut, termasuk 104 di antara tugas merupakan militer aktif. [Fan]

Exit mobile version