“Gerakan literasi dapat menjadi bagian dari pembangunan manusia yang dapat membuka jalan untuk memutus rantai kemiskinan di masyarakat,” kata Agus.
JERNIH-Ridwan Kamil, selaku Gubernur Jawa Barat, menginginkan agar literasi di wilayah yang dipimpinnya meningkat. Kebetulan, gayung bersambut mendekati wadah air. Di Ciamis, Komunitas Gada Membaca sudah berdiri di kawasan Desa Winduraja, Kecamatan Kawali. Segera saja dia mendaftarkan diri menjadi anggota.
Ridwan menyambangi komunitas ini dengan menunggang sepeda motor, sesaat setelah dia meresmikan wajah baru Situ Wangi, pada Sabtu (19/2). Tentu saja, Agus Munawar senang bukan kepalang sebab tak disangka-sangak, Gubernur datang dan mendaftarkan diri sebagai anggota Gada Membaca.
“Hatur nuhun Kang Emil, kehadiran Kang Gubernur ini akan menjadi inspirasi dan motivasi masyarakat Ciamis, khususnya generasi milenial di wilayah Priangan Timur, untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan melakukan penguatan gerakan literasi. Dengan gemar membaca, insya Allah kualitas hidup manusia meningkat,” kata Agus.
Selama 20 tahun lebih, Agus yang juga berprofesi sebagai jurnalis, menjadi penggerak literasi dan sudah meninggalkan jejak berupa rumah baca dan komunitas di beberapa tempat di Kabupaten Bandung. Kini, dia sudah memfokuskan perhatiannya pada gerakan literasi di kampung halamannya di Ciamis.
Pada tahun 2011 lalu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pun, angkat topi terhadap sepak terjang Agus dan mengganjarnya dengan penghargaan sebagai pengelola taman baca terbaik di tahun itu.
Kepada Ridwan Kamil, Agus bilang kalau sebenarnya masyarakat mau membaca dan mengikuti kegiatan pelibatan masyarakat yang digelar perpusatakaan asal, akses buku dekat dengan masyarakat. Apalagi, sudah ada yang merasakan manfaat dari layanan perpustakaan sebagai faktor penting keterlibatan warga.
Komunitas Gada Membaca sendiri, lahi dari serangkaian kegiatan yang sudah dirasakan manfaatnya secara langsung. Sejak 18 Februari 2015 lalu, taman baca ini didirikan guna mendorong tumbuhnya komunitas baru yang didasari kerelawanan.
“Kami juga mengharapkan dukungan dari stakeholder terkait untuk mendukung Komunitas Gada Membaca,” kata Agus melanjutkan.
Guna memudahkan anggotanya dalam mengisi daftar kunjungan, proses peminjaman bahan bacaan dan melihat buku apa saja yang sudah dikoleksi, Gada Membaca akhirnya menggunakan aplikasi Senayan Libraru Management System (SLiMS). Cukup dengan men-scan QR code, semua sudah bisa diakses anggota, termasuk oleh Ridwan Kamil sendiri.
Sementara itu, Gada Membaca sendiri menurut Agus berarti Gajah dan Dawuan. Sebab di lokasi taman baca ini, terdapat batu besar dan di bawahnya ada Dawuan Cimuntur.
“Gerakan literasi dapat menjadi bagian dari pembangunan manusia yang dapat membuka jalan untuk memutus rantai kemiskinan di masyarakat,” kata Agus.[]