- Semula, Korsel menggunakan teknologi Rusia.
- Kini, Korsel menggunakan teknologi dalam negeri.
- Roket Korsel sukses meluncur ke luar angkasa.
JERNIH — Korea Selatan (Korsel), Kamis 21 Oktober, gagal menempatkan satelit tiruan ke orbit, menyusul peluncuran pertama roket tiga tingkat Nuri.
“Sayangnya kami belum dapat mencapai tujuan kami dengan sempurna,” kata Persiden Korsel Moon Jae-in, yang mengumumkan langsung kegagalan itu. “Namun itu adalah pencapaian luar biasa untuk percobaan pertama.”
Menurut Presiden Moon, Korsel masih berambisi mengirim satelit ke orbit dengan aman. Roket Nuri, lanjutnya, menyelesaikan semua urutan penerbangan dengan baik.
Roket mencapai ketinggian 700 kilometer di atas permukaan Bumi. “Saya sangat bangga akan hal ini,” kat Moon. “Kami akan meluncurkan roket Nuri lima kali lagi pada 2027.”
Korsel menginvestasikan hampir dua triliun won, atau Rp 23,4 triliun, untuk membangun roket Nuri sejak 2010.
Jika misi Kamis 21 Oktober berhasil, Korsel akan menjadi negara ketujuh di dunia yang mengembangkan roket pembawa satelit seberat lebih satu ton.
Negara sebelumnya adalah AS, Rusia, Prancis, Cina, Jepang, dan India.
Korsel bersaing dengan Cina dalam perlombaan luar angkasa. Dua roket pembawa Korsel diluncurkan tahun 2009 dan 2010, yang menggunakan mesin buatan Rusia. Keduanya gagal mencapai orbit.
Tahun 2013, Korsel mengirim roket pembawa ke orbit rendah Bumi. Namun roket itu juga menggunakan teknologi Rusia.
Nuri, kata dalam bahasa Korea yang berarti dunia, adalah roket buatan Korsel pertama yang menggunakan teknologi sendiri. Roket ini membuka pintu bagi misi luar angkasa masa depan.