- Debat tersebut menyoroti pentingnya kebijakan yang tidak hanya fokus pada eksploitasi sumber daya alam, tapi juga kesejateraan masyarakat.
- Lukman Abunawas mengatakan Konut adalah kontradiksi memprihatikan; kaya sumber daya alam tapi kemiskinan 13 persen lebih.
KENDARI – Calon gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) nomor urut 1 Ruksamin mengungkapkan kebanggaannya atas Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang disebut sebagai wilayah dengan kandungan mineral terbesar di Sultra, bahkan di Indonesia. Lukman Abunawas, cagub nomor urut tiga, bertanya; “Mengapa angka kemiskinan di Konut sedemikian tinggi?
Kebanggan akan Konut sebagai pemilik tambang nikel terbesar diutarakan Ruksamin dalam Debat Publik Ketiga Pilgub Sutral yang digelar KPU Sultra, 23 November. Ruksamin adalah bupati Konut yang mencalonkan diri sebagai cagub Sultra.
“Memang benar 47 persen cadangan nikel di Indonesia ada di Konut. Ini menjadikan Konut sebagai daerah dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar di Sultra, yakni mencapai Rp 2 triliun,” ujar Ruksamin saat menjawab pertanyaan Lukman Abunawas.
Namun, tanggapan itu memantik pertanyaan lanjutan dari Lukman Abunawas, yaitu mengapa angka kemiskinan di Konut masih tinggi meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah. Menurut Lukman Abunawas itu kontradiksi yang memprihatinkan.
“Kenyataannya, angka kemiskinan di Konut lebih tinggi dibandingkan rata-rata provinsi. Angka kemiskinan Sultra berada di 11,7 persen, sedangkan di Konut 13,17 persen. Ini menunjukkan bahwa kekayaan alam belum menyejahterakan masyarakat,” kata Lukman.
Pernyataan ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh daerah kaya sumber daya seperti Konut, di mana pengelolaan kekayaan alam belum sepenuhnya berdampak positif bagi masyarakat lokal. Dalam debat, keduanya saling memberikan argumen untuk memperkuat visi mereka mengelola sumber daya alam agar lebih adil dan berkelanjutan.
Debat tersebut menyoroti pentingnya kebijakan yang tidak hanya fokus pada eksploitasi sumber daya, tetapi juga memastikan manfaat ekonomi dirasakan masyarakat luas, terutama di daerah penghasil tambang seperti Konut.