- Robotyne menjadi area terbuka tanpa tempat berlindung pasukan.
- Gubernur Zaporizhzhia Yevgeny Balitsky mengakui tentara Rusia mundur sepekan sebelum Ukraina mengumumkan merebut Robotyne.
JERNIH — Rusia, Selasa 5 September, mengakui babak belur dihantam Ukraina dan terpaksa meninggalkan Robotyne sepekan setelah Kyiv mengumumkan merebut kembali desa itu.
“Tentara Rusia secara taktis meninggalkan Robotyne,” kata Yevgeny Balitsky, pejabat Kremlin yang ditunjuk sebagai gubernur Zaporizhzhia — wilayah Ukraina yang diduduki Rusia — seperti dikutip The Moscow Times.
Ukraina melancarkan serangan ke Robotyne sejak Juni 2023. Robotyne dipertahankan tentara bayaran Rusich. Namun, Rusich mengancam akan meletakan senjata jika Kremlin membiarkan salah satu komandan mereka yang ditangkap di Finlandia diekstradisi ke Ukraina.
Balitsky menghibur diri dengan mengatakan meninggalkan Robotyne akan menguntungkan pasukan Rusia, karena desa itu tidak lagi setelah pertempuran panjang.
Sebelum perang, Robotyne adalah desa kecil dengan penduduk 500 jiwa. Robotyne relatif tidak strategis, tapi menguasai desa itu mengamankan jalan ke gerbang Semenanjung Krimea.
Kini, Robotyne ratas dengan tanah. Balitsky mengatakan nyaris tidak ada area aman di desa itu untuk bertahan dari gempuran meriam.
“Bertahan di permukaan tanpa cara menggali dan menciptakan wilayah aman adalah hal tak masuk akal,” kata Balitsky dalam wawancara dengan televisi pemeirntah.
Rusia kerap meremehkan serangan balik Ukraina. Menhan Rusia Sergei Shoigu, misalnya, selalu mengklaim berhasil menghalau serangan tank Ukraina hampir setiap hari.
Balitsky juga bersikap sama dengan mengatakan wilayah di luar Robotyne akan menjadi kuburan massal bagi tentara Ukraina. Kini, sang gubernur menjilat ludahnya sendiri.