- Harga gandum diperkirakan akan melonjak dalam beberapa hari ke depan.
- Turki dan Mesir mungkin yang paling menderita, karena ketergantungan pada Rusia dan Ukraina.
JERNIH — Rusia akan menghentikan ekspor gandum, jelai, jagung, dan gandum hitam, mulai Selasa 15 Maret sampai 30 Juni.
“Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan telah menyiapkan rancangan keputusan pemerintah yang akan memberlakukan larangan ekspor biji-bijian dari Rusia mulai 15 Maret sampai 30 Juni,” demikian keterangan Kementerian Pertanian seperti dikutip Interfax.
Rusia, bersama Ukraina, adalah eksportir gandum nomor wahid di dunia. Mesir dan Turki tercatat sebagai pembeli utama yang kerap harus bersaing dengan Uni Eropa.
Kabar ini dipastikan akan melambungkan harga gandung di Eropa jauh lebih tinggi. Mei 2022, pada penggilingan gandum berjangka yang berbasis di Paris, harga naik 1,8 prsen pada 377,50 euro, atau Rp 5,9 juta per ton.
Seorang pedagang gandum di Eropa mengatakan penangguhan ekspor gandum Rusia akan menguabh permainan pasar. Sebelumnya, pasar berharap setiap gencatan senjata di Ukraina akan membuat ekspor gandum dari Laut Hitam kembali dengan cepat.
“Uni Eropa harus menanggung sebagian besar permintaan ekspor. Saya kira jika ada penghentian ekspor, Eropa akan menjual hampir semua yang dimiliki,” kata pedagang itu.
“Surplus ekspor Rusia untuk periode ini diperkirakan antara enam hingga 6,5 juta ton gandum,” kata Dimitry Rylko, kepala konsultan pertanian Rusia.