- Kendaraan lapis baja dan tank Rusia memasuki Donetsk, kota pemberontak di wilayah Ukraina.
- Dunia kini menunggu langkah Presiden Putin selanjutnya, dan dunia berada di ambang perang nuklir.
JERNIH — Tank-tank Rusia meluncur ke Ukraina timur menyusul perintah Presiden Vladimir Putin untuk penyebaran pasukan sebagai misi ‘menjaga perdamaian’.
Daily Mail memberitakan satu kolom kendaraan lapis baja terlihat di Donetsk, kota republik separatis Donbas, pada dini hari. Tidak ada lencana di kendaraan lapis baja dan tank.
The Sun memperkirakan sekitar 10 ribu tentara dikerahkan ke wilayah Ukraina penutur Bahasa Rusia yang baru saja diakui Putin sebagai Republik Rakyat Donbas (DPR).
Ukraina digerogoti dua kelompok separatis; DPR dan Republik Rakyat Lugansk (LPR). Keduanya berdampingan, dan terletak di timur Ukraina. Seperti DPR, LPR juga penutur Bahasa Rusia
Keduanya memberontak setelah Perstiwa Maidan, aksi protes yang berubah menjadi penggulingan presiden pro-Moskwa Viktor Yanukovych tahun 2014. Rusia mendukung keduanya, yang membuat perang separatisme menelah 13 ribu jiwa dalam delapan tahun terakhir.
Invasi Putin
Sebelum mengumumkan keputusan, dalam sebuah pidato nasional, Putin memimpin sesi rapat darurat dewan keamanan nasional Rusia. Saat itu ia memerintahkan sekutu kuci mendukung langkah pengerahan pasukan ke Ukraina timur.
Pada saat yang sama, Ukraina mengatakan penembakan artileri terjadi di sepanjang 250 mil garis depan dengan propinsi pemberontak. Dua tentara Ukraina tewas, dan 12 lainnya terluka.
Dunia kini menunggu langkah Presiden Putin berikutnya. Yang pasti Eropa berada di ambang konflik paling berdara sejak Perang Dunia II, dengan 200 ribu pasukan Rusia siap mengubah Ukraina menjadi medan pertempuran.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan situasi Ukraina saat ini sebanding dengan Krisis Rudal Kuba 1962. Artinya, dunia di ambang perang nuklir.
Jenderal Sir Richard Sherriff, mantan komandan tinggi NATO, mengatakan; “Ini momen paling berbahaya di Eropa sejak Krisis Rudal Kuba 1962.”