Site icon Jernih.co

Rusia Uji Rudal Hipersonik Zircon Akhir Tahun Ini

Moskwa –– Rusia akan menguji Zircon, rudal hipersonik anti-kapal induk, tiga kali pada akhir tahun ini.

Russia Today memberitakan rudal akan ditembakan dari fregat AL Rusia Laksamana Gorshkov, dan diharapkan berhasil menghancurkan sasaran sekali tembak. Tes pertama, dari tiga tes direncanakan, diperkirakan berlangsung akhir Oktober atau awal November.

Zircon dianggap senjata paling menjanjikan dalam perang laut yang melibatkan kapal induk. Saat ini, kapal induk adalah kekuatan modern pertempuran laut. Kapal induk sangat menentukan skala pertempuran laut.

Selama konflik lokal beberapa dekade terakhir, kapal induk terbukti menjadi alat perang paling efektif. Namun, kapal induk sangat mahal dalam pembangunan dan pemeliharaan.

Kapal induk bertenaga nuklir, misalnya, berharga 13 sampai 14 miliar dolar. Saat ini, hanya ada sembilan negara yang membanggakan kapal induk.

Angkatan Laut AS memiliki 11 kapal induk bertenaga nuklir, yang beroperasi sebagai bagaian dari kelompok serang. Satu kapal induk disertai kapal pengawal kelompok tempur.

Kapal induk adalah inti formasi operasional. AS saat ini memiliki 67 skuadron jet kapal induk dan 731 jet.

Angkatan Laut Cina (PLA) memiliki dua kapal induk; Liaoning dan Shandong. Pada 2018, Cina membangun kapal induk type 003. Rencananya, Cina memiliki enam kapal induk yang beroperasi tahun 2035.

Inggris memiliki dua kapal induk; HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales. Prancis memiliki satu kapal induk, yaitu Charles de Gaule. India memiliki satu kapal penjelajah kelas 1143 INS Vikramaditya (R33). Kapal kedua, INS Vikrant (R44), telah keluar dari dry dock dan hampir selesai.

Angkatan Laut Rusia memiliki satu kapal penjelajah pesawat pesawat berat Admiral Kuznetsov. Saat ini sedang dipasang ke dok untuk pemeliharaan dan perbaikan.

Setelah Perang Dunia II, AL Rusia berfokus pada penanganan penyerangan kapal induk (CSG) atau kelompok kapal induk multiguna musuh potensial. Karena, kelompok-kelompok ini menimbulkan ancaman signifikan bagi infrastruktur sipil dan militer di wilayah pesisir.

Secara tradisional, kapal, kapal selam, dan aviasi pengangkut rudal angkatan laut ditugaskan untuk menetralkan potensi ancaman seperti ini.

Exit mobile version